Otoritas suatu halaman web tercermin dalam aspek-aspek berikut:
1. Apakah tanggung jawab organisasi atau individu atas halaman web ditampilkan di halaman web. Beberapa situs web bahkan memiliki tautan ke beranda situs web dan situs web organisasi tingkat atas di setiap halaman web, sehingga melipatgandakan otoritas organisasi tingkat atas dan situs web terhadap halaman web tersebut.
2. Apakah informasi penulis ditampilkan dengan jelas di halaman web, termasuk institusi penulis, informasi kontak, dan kualifikasi penulis.
3. Apakah informasi pada halaman web memiliki perlindungan hak cipta. Pemegang hak cipta sebenarnya bertanggung jawab atas konten halaman web.
4. Apakah terdapat logo otoritatif pada halaman web? Jika terdapat situs web, setiap halaman web memiliki logo situs web atau situs web organisasi tingkat atas, dan keseluruhan situs web menunjukkan konsistensi.
5. Apakah situs web bertanggung jawab atas konten yang dipublikasikan di halaman web, atau apakah penulisnya sendiri yang bertanggung jawab?
6. Bagaimana peringkat halaman web di mesin pencari utama atau mesin pencari profesional? Jika sebuah website masuk dalam mesin pencari utama dan menduduki peringkat tinggi, setidaknya menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi terhadap halaman web tersebut.
Authoritativeness juga menjadi salah satu tujuan optimasi mesin pencari. Website atau halaman web yang otoritatif dapat disukai oleh mesin pencari sehingga memperoleh peringkat mesin pencari yang lebih tinggi.
Namun, otoritas situs web dan halaman web perlu didorong oleh konten atau tautan berkualitas tinggi dari situs web yang sangat otoritatif.
Konten yang sangat kredibel ditambah dengan tautan eksternal yang sangat otoritatif dapat secara efektif meningkatkan otoritas situs web. Namun butuh waktu untuk mengumpulkannya, dan mesin pencari tidak ingin memberikan situs web otoritas dan kredibilitas yang tinggi. Biasanya dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk menguji kualitas sebuah website.
Sumber artikel: www.seo138.net