Menjelang pemilu AS, mesin pencari AI menghadapi tantangan besar, dan informasi yang akurat dan andal sangatlah penting. Editor Downcodes akan membawa Anda memahami strategi dan kinerja Perplexity AI, Google, dan OpenAI dalam menghadapi perang informasi ini, serta peluang dan risiko yang dihadapi masing-masing.
Menjelang pemilu AS, mesin pencari AI menghadapi ujian besar. Pada saat yang penting ini, perusahaan-perusahaan teknologi besar bekerja keras untuk menyediakan informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk mengatasi kekhawatiran tentang misinformasi dan “halusinasi” konten yang dihasilkan oleh AI.
Di tengah kompetisi ini, Perplexity AI menarik perhatian dengan AI Election Center barunya. Platform ini menyediakan pembaruan waktu nyata, menggabungkan data dari The Associated Press dan kemitraan dengan Democracy Works, sebuah situs panduan pemilih nirlaba. Pengguna cukup memasukkan kode pos mereka untuk mendapatkan informasi kandidat secara rinci, tindakan pemungutan suara, dan jawaban atas pertanyaan terkait. Selama pengujian, reporter memasukkan beberapa kode pos di wilayah New Jersey, dan informasi yang ditampilkan pada dasarnya akurat.
Berbeda dengan Perplexity, Google dan OpenAI berperilaku lebih hati-hati saat menangani pertanyaan terkait pemilu. Google membatasi informasi terkait pemilu di situs web dan aplikasi Gemini, dan pengguna yang mengajukan pertanyaan akan menerima tanggapan yang ringan namun tidak efektif dengan mengatakan bahwa mereka tidak dapat memberikan informasi tentang pemilu dan tokoh politik. Pencarian ChatGPT OpenAI juga mengambil pendekatan konservatif, secara langsung merekomendasikan pengguna untuk memeriksa sumber berita seperti Associated Press atau Reuters untuk pertanyaan tentang jajak pendapat terbaru.
Namun, Perplexity bertujuan untuk menjawab pertanyaan terkait pemilu sekomprehensif mungkin. Meski sumber informasinya jelas, kualitas sumbernya terkadang mengejutkan. Misalnya, ketika menanyakan “peran apa yang dimainkan oleh negara-negara yang menjadi medan pertempuran dalam hasil akhir,” Perplexity mengutip Times of India dari India sebagai salah satu sumbernya. Para wartawan menemukan bahwa Perplexity membuat kesalahan dalam data jajak pendapat di negara bagian tersebut, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keakuratan sumbernya. Kebingungan menanggapinya dengan mengatakan akan lebih berhati-hati dalam mengevaluasi dan memilih sumber terkait pemilu AS.
Selain itu, Perplexity mengatakan akan memprioritaskan sumber non-partisan yang telah diperiksa faktanya dalam menanggapi pertanyaan pengguna, dengan tujuan menyediakan setidaknya 7-8 sumber per pertanyaan terkait pemilu untuk melakukan verifikasi silang informasi. Namun, beberapa informasi masih bergantung pada satu sumber, seperti data negara bagian yang menjadi medan pertempuran dan suara elektoral.
Meskipun Perplexity mengungguli pesaingnya dalam hal transparansi kutipan sumber, keakuratan liputan real-time masih harus dilihat. Jika Perplexity dapat memenangkan kepercayaan pengguna, hal ini dapat mengubah cara pemilih memperoleh informasi pemilu dan memaksa OpenAI dan Google untuk mengubah kewaspadaan mereka. Namun, proses ini juga memiliki risiko tinggi: kesalahan besar apa pun dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diubah bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
Secara keseluruhan, AI memainkan peran yang semakin penting dalam perolehan informasi, namun akurasi dan keandalan masih perlu terus ditingkatkan. Dalam mengupayakan informasi yang komprehensif, perusahaan besar juga harus memperhatikan keakuratan dan keandalan sumber informasi sehingga benar-benar dapat memberikan nilai bagi pengguna dan menghindari dampak negatif. Redaksi Downcodes akan terus memperhatikan perkembangan di bidang ini.