Editor Downcodes akan mengajak Anda mempelajari “Proyek Lampu Hijau” Google yang menggunakan teknologi AI untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Proyek ini secara cerdik menggabungkan data lalu lintas dari Google Maps dan mengoptimalkan waktu lampu lalu lintas melalui analisis model AI, sehingga mengurangi waktu tunggu parkir kendaraan dan emisi gas buang. Tanpa investasi tambahan pada perangkat keras atau perangkat lunak, kota dapat dengan mudah menerapkan rekomendasi proyek, sehingga secara efektif meningkatkan efisiensi lalu lintas dan mengurangi pencemaran lingkungan. Teknologi inovatif ini telah berhasil diujicobakan di banyak kota di seluruh dunia, dan menunjukkan potensi penerapan yang sangat besar.
Google telah mengembangkan inisiatif bertenaga AI yang disebut Project Green Light yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan mengurangi emisi bahan bakar. Proyek ini menggunakan tren mengemudi dari Google Maps untuk menganalisis arus lalu lintas dan mengidentifikasi peluang untuk mengoptimalkan waktu lampu lalu lintas. Kota dapat menerapkan rekomendasi ini dengan cepat dan mudah tanpa berinvestasi pada perangkat keras atau perangkat lunak baru.
Saat ini, proyek lampu hijau telah dilaksanakan di lebih dari 70 persimpangan dan berpotensi mengurangi jumlah pemberhentian hingga 30% dan mengurangi emisi di persimpangan hingga 10%. Tim ini bertujuan untuk memperluas program Lampu Hijau ke ratusan kota dan puluhan ribu persimpangan di tahun-tahun mendatang.
Pada awal tahun 2020, tim peneliti Google diminta untuk mengeksplorasi proyek penelitian baru yang berfokus pada percepatan mitigasi iklim. Anggota tim Dotan Emanuel berbagi ide ini dengan keluarganya saat makan malam, dan mereka dengan cepat mendiskusikan masalah lampu lalu lintas yang sudah tidak asing lagi bagi banyak orang.
Prinsip proyek
Lalu lintas jalan raya merupakan sumber emisi gas rumah kaca global dan perkotaan yang signifikan, terutama di persimpangan perkotaan dimana polusi bisa mencapai 29 kali lebih tinggi dibandingkan di jalan terbuka. Google menemukan bahwa tingkat polusi tertentu saat berhenti dan mulai berjalan dapat dicegah dengan mengoptimalkan waktu lampu lalu lintas.
Google memanfaatkan lebih dari satu dekade tren penggerak Google Maps global untuk mengembangkan model AI yang mengukur arus lalu lintas melalui persimpangan, termasuk pola mulai dan berhenti, waktu tunggu rata-rata di lampu lalu lintas, dan koordinasi jarak antara persimpangan yang berdekatan . Model tersebut mengidentifikasi kemungkinan perbaikan, seperti memperpendek waktu lampu merah di luar jam sibuk atau mengoordinasikan persimpangan yang belum tersinkronisasi.
Setelah rekomendasi Proyek Lampu Hijau ditinjau oleh para insinyur kota, rekomendasi tersebut dapat diimplementasikan hanya dalam waktu lima menit dengan menggunakan infrastruktur yang ada. Sejak uji coba pertamanya pada tahun 2021, tim ini telah menguji semakin banyak persimpangan, mengembangkan prediksi yang lebih akurat, dan membawa Project Green Light ke lebih dari selusin kota di seluruh dunia, termasuk Rio de Janeiro, Seattle, Bangalore, dan yang terbaru, Boston.
Proyek Lampu Hijau saat ini diterapkan di lebih dari 70 persimpangan, membantu menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi hingga 30 juta kendaraan setiap bulannya. Data awal menunjukkan proyek ini berpotensi mengurangi jumlah pemberhentian hingga 30% dan mengurangi emisi di persimpangan hingga 10%. Tim ini berupaya memperluas program Lampu Hijau ke ratusan kota dan puluhan ribu persimpangan di tahun-tahun mendatang.
Referensi: https://blog.google/outreach-initiatives/sustainability/google-ai-project-greenlight/
Secara keseluruhan, "Proyek Lampu Hijau" memberikan solusi AI yang efisien dan ekonomis untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas perkotaan dan pencemaran lingkungan. Potensi pengembangannya di masa depan sangat besar dan layak untuk dinantikan!