Di bidang prediksi struktur protein, AlphaFold pernah mendominasi. Namun prediksi interaksi protein (PPI) selalu menjadi masalah yang sulit diatasi. Saat ini, database AlphaSeq yang diluncurkan oleh A-Alpha Bio telah membawa terobosan revolusioner pada penelitian PPI dengan 750 juta hasil pengukuran dan platform eksperimental inovatif, serta menyediakan data pelatihan yang kuat untuk model AlphaBind, membuka era baru desain dan penemuan protein. protein baru. Keberhasilan AlphaSeq tidak hanya bergantung pada kumpulan datanya yang besar, namun juga berasal dari desain eksperimental yang cerdik dan tim teknis yang kuat, termasuk dukungan kuat dari David Baker, seorang master di bidang biologi komputasi.
Di dunia kecerdasan buatan, AlphaFold pernah menjadi pemimpin dalam prediksi protein. Namun sekarang, ia memiliki mitra baru – AlphaSeq. Basis data yang diluncurkan oleh A-Alpha Bio ini tidak hanya mendobrak keterbatasan AlphaFold, tetapi juga membuka dunia baru untuk penelitian interaksi protein (PPI).
Meskipun AlphaFold telah mencapai kesuksesan besar dalam prediksi struktur protein, ia tidak dapat memprediksi PPI. Kompleksitas peramalan PPI ibarat tembok yang tidak dapat diatasi. Namun, database AlphaSeq milik A-Alpha Bio, bagaikan seorang pemanjat pemberani, berhasil memanjat tembok tinggi ini.
Catatan sumber gambar: Gambar dihasilkan oleh AI, dan gambar tersebut disahkan oleh penyedia layanan Midjourney
AlphaSeq berisi lebih dari 750 juta pengukuran, menjadikannya kumpulan data PPI terbesar di dunia. Kumpulan data yang sangat besar ini tidak hanya menyediakan materi pelatihan yang kaya untuk model AlphaBind, tetapi juga membuat desain protein dan penemuan protein baru menjadi lebih akurat.
Yang lebih menakjubkan lagi adalah platform eksperimental AlphaSeq mampu mengukur secara kuantitatif afinitas pengikatan jutaan PPI secara bersamaan dan mendapatkan hasil dengan cepat. Kemampuan ekspansi skala besar ini seperti akselerator super yang memungkinkan penelitian protein bergerak lebih cepat dan lebih jauh.
Kekuatan A-Alpha Bio tidak bisa dianggap remeh. Mereka tidak hanya memiliki David Baker, seorang raksasa di bidang biologi komputasi, sebagai penasihat ilmiah, tetapi mereka juga memiliki sekelompok pendiri yang berbakat. Teknologi mereka berasal dari makalah tahun 2017 yang diterbitkan oleh lab Baker, yang menjelaskan metode dasar pengumpulan dan karakterisasi data PPI dalam skala besar.
Prinsip AlphaSeq sebenarnya berasal dari proses berpasangan sel ragi. Para peneliti dengan cerdik memanfaatkan fenomena alam ini, memodifikasinya secara genetik sehingga kekuatan interaksi protein menentukan kemungkinan berpasangannya sel-sel ragi. Metode inovatif ini tidak hanya membuat pengukuran interaksi protein menjadi sederhana dan cepat, namun juga membuka jalur baru bagi penelitian protein.
Meskipun AlphaSeq belum merilis makalah terbaru, dan informasi tentang model AlphaBind juga sangat terbatas, prospek penerapannya tidak diragukan lagi luas. Baik dalam merancang obat-obatan seperti sitokin imun atau bekerja sama dengan perusahaan farmasi besar untuk mengembangkan "lem molekuler", AlphaSeq telah menunjukkan potensi besar.
Di era kecerdasan buatan dan big data ini, kemunculan model AlphaSeq dan AlphaBind tidak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi, tetapi juga merupakan lompatan besar bagi umat manusia dalam mengeksplorasi misteri kehidupan. Mari kita nantikan bagaimana asisten AI ini akan terus mengungkap misteri kehidupan bagi kita.
Kemunculan AlphaSeq menandai era baru dalam penelitian interaksi protein. Hal ini akan memainkan peran yang semakin penting dalam bidang pengembangan obat dan bioteknologi.