Baru-baru ini, tren spoof AI melanda Internet. Duo AI Grok dan Flux menjadi kekuatan pendorong di balik layar, memicu kreasi gila di kalangan netizen. Berbagai adegan aneh dihasilkan oleh AI, bahkan Musk terlibat di dalamnya dan menjadi "pencuri supermarket". Apakah ini kemampuan AI yang kuat, atau hanya lelucon di dunia maya? Mari kita ikuti karnaval AI ini bersama-sama dan lihat kemungkinan tak terbatas serta potensi risiko Grok.
Taipan teknologi Musk sebenarnya bertindak sebagai pencuri di supermarket? Jangan buru-buru menelepon polisi, ini mungkin hanya lelucon AI!
Baru-baru ini, netizen memulai karnaval lelucon yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan bantuan Grok dan Flux, pasangan emas AI. Pasangan ini mahakuasa di dunia maya, dan bahkan orang besar seperti Musk pun tidak bisa lepas dari cengkeraman mereka. Video Musk mengutil di supermarket sulit dipastikan benar atau tidak, bahkan netizen yang bermata elang pun tertipu.
Tapi ini baru permulaan. Di dunia magis Grok, imajinasi netizen begitu besar hingga mampu memenuhi seluruh galaksi. Dapatkah Anda membayangkan Trump bertransformasi menjadi seorang ahli bedah? Atau melihatnya menghunus pedang dan berhadapan dengan seekor naga? Yang lebih menakjubkan lagi adalah dia berciuman penuh gairah dengan Musk, lalu dengan santainya tidur dengan Obama di ranjang. Adegan-adegan ini lebih keterlaluan daripada film fiksi ilmiah, membuat orang tertawa sampai perut mereka sakit.
Menariknya, ketika netizen ingin menggunakan Grok untuk mengerjai Musk sendiri, AI tersebut justru malu-malu dan jelas menolak bekerja sama. Namun bagi selebriti lainnya, Grok kurang begitu sopan. Namun, Musk tampaknya tidak peduli, dan malah berinisiatif untuk mengikuti pesta spoof ini, menunjukkan semangat mencela dirinya sendiri.
Dari segi skala kreatif, Grok tidak keberatan. Hanya dengan petunjuk sederhana, ini dapat menghasilkan gambar yang menakjubkan. Misalnya saja foto-foto menggoda Swift dan Kanye, atau mereka bertiga sedang bersenang-senang di bar, foto-foto ini pasti akan membuat bola mata Anda menari-nari dalam sekejap.
Tapi itu tidak berakhir di situ. Beberapa netizen yang berani bahkan mencoba menampilkan adegan kekerasan, yang membuat orang bertanya-tanya apakah Grok memiliki kesadaran akan keselamatan. Meskipun Grok mengklaim berusaha menghindari pembuatan konten yang tidak pantas, pada kenyataannya, jika cara mengajukan pertanyaan sedikit diubah, hal itu mungkin memberikan jawaban yang sangat berbeda. Sikap menyerah pada angin ini membuat masyarakat harus khawatir tentang di mana letak moral AI.
Menghadapi keraguan dari netizen, Musk tampak sangat tenang. Ia yakin ini hanyalah fase transisi dan semua orang bisa bersenang-senang dengannya. Lagi pula, menurutnya, tindakan pengamanan yang berlebihan bisa membuat AI semakin tidak aman. Pandangan ini sangat berani.
Tentu saja, bakat Grok tidak terbatas pada lelucon saja. Baik itu menghasilkan foto karakter berkualitas tinggi, membuat tautan animasi, atau bahkan membuat gambar makanan yang membuat ngiler, semuanya dapat ditangani dengan mudah. Netizen hanya perlu menggerakkan jari untuk mendapatkan lukisan indah.
Meski pujian untuk Musk tak ada habisnya di Internet, kita tetap harus ingat bahwa pahlawan sebenarnya adalah para insinyur dan peneliti yang bekerja secara diam-diam. Kombinasi kuat Grok dan Flux memungkinkan kita melihat kemungkinan AI yang tak terbatas, dan kisah Musk, perampok supermarket, mungkin hanya sebuah episode dalam karnaval teknologi ini.
Penggemar yang terhormat, apakah Anda siap menghadapi dunia gila yang didominasi oleh AI? Mari kita nantikan spoof AI eksplosif berikutnya!
Referensi:
https://x.com/skirano/status/1824146538463191540
https://x.com/dreamingtulpa/status/1824202643935248734
Kegilaan spoof AI yang ditimbulkan oleh Grok dan Flux tidak hanya menunjukkan kreativitas kecerdasan buatan yang kuat, tetapi juga memicu pemikiran tentang etika dan keselamatan AI. Di masa depan, bagaimana teknologi AI akan berkembang dan bagaimana teknologi tersebut dapat melayani umat manusia dengan lebih baik patut mendapat perhatian dan diskusi terus-menerus.