Saat ini, ketika ekspresi kreatif menjadi semakin penting, kuncinya adalah bagaimana mengubah ide-ide dalam pikiran Anda menjadi bentuk visual yang dapat dipahami secara efisien. Platform Napkin AI hadir. Dengan kemampuan teks-ke-grafisnya yang kuat, platform ini memberikan cara baru bagi pemasar, pembuat konten, dan insinyur untuk berekspresi secara kreatif. Platform ini, dibangun oleh dua insinyur berpengalaman, telah menerima pendanaan puluhan juta dolar. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan proses desain dan membuat ekspresi kreatif menjadi lebih mudah dan nyaman.
Di era ledakan informasi ini, pikiran setiap orang dipenuhi dengan ide-ide yang tak terhitung jumlahnya, namun bagaimana mengkomunikasikan ide-ide tersebut secara efektif kepada orang lain adalah sebuah pertanyaan besar. Serbet dikembangkan untuk ini, dapat dengan mudah mengubah teks menjadi grafik visual.
Napkin adalah platform "AI visual" yang dibuat bersama oleh dua insinyur Pramod Sharma dan Jerome Scholler. Kedua taipan ini punya rekor gemilang di perusahaan game edukasi Osmo. Kini mereka kembali lagi bersama Napkin, dan berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar US$10 juta, yang bisa dikatakan agresif.
Pengguna inti Napkin adalah pemasar, pembuat konten, insinyur, dll. yang perlu menjual ide. Konsep desainnya sederhana: minimalkan kerumitan dan waktu dalam proses desain dan buat ekspresi kreatif menjadi mudah.
Dengan Napkin, Anda bisa memulai dengan sepotong teks, baik itu presentasi, kerangka, atau bentuk teks lainnya. Kemudian, seperti sulap, platform mengubah kata-kata ini menjadi berbagai grafik visual - diagram alur, bagan, infografis, diagram Venn, pohon keputusan, dll.
Setiap elemen visual yang dihasilkan oleh Napkin dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Ikon, warna, font, bahkan garis penghubung antar elemen semuanya bisa disesuaikan dengan keinginan Anda. Selain itu, saat Anda menyelesaikan desain, Anda juga dapat mengekspor elemen visual tersebut sebagai file PNG, PDF, SVG, atau langsung sebagai tautan URL.
Teknologi AI Napkin bekerja dengan baik dengan deskripsi sederhana dan narasi yang jelas, namun jika konten teksnya buram, visual yang dihasilkannya bisa menjadi sedikit keterlaluan. Hal ini seperti pedang bermata dua, yang dapat menghasilkan lompatan kreatif namun juga tantangan yang tidak terduga.
Mengenai masalah hak cipta, Napkin menyatakan bahwa mereka menggunakan data internal untuk menghasilkan gambar dan tidak melibatkan data publik atau kekayaan intelektual yang dilindungi, sehingga pengguna dapat menggunakannya dengan percaya diri. Namun, desain visual Napkin tampaknya masih pada tahap yang relatif umum dan homogen, dan memerlukan perbaikan lebih lanjut.
Meski Napkin masih merupakan tim kecil, namun mereka mempunyai rencana dan tujuan yang besar. Mereka berencana menggunakan pendanaan sebesar $10 juta untuk mengembangkan produk lebih lanjut dan merekrut lebih banyak insinyur AI dan desainer grafis. Para pendiri Napkin telah membuktikan kesuksesan mereka di bidang edtech, dan kini mereka membawa kesuksesan tersebut ke dalam visi AI.
Peluncuran platform Napkin tidak hanya merupakan lompatan teknologi, namun juga merupakan inovasi dalam ekspresi kreatif. Hal ini memungkinkan kita melihat potensi AI dalam membantu orang mengomunikasikan pemikiran mereka dengan lebih efisien. Meski masih terus berkembang, kita sudah bisa meramalkan kemungkinan-kemungkinannya yang tak terbatas di masa depan.
Alamat situs web resmi: https://top.aibase.com/tool/napkin-ai
Secara keseluruhan, Napkin AI menawarkan kemungkinan baru untuk ekspresi kreatif dengan kemampuan visualisasi teks yang nyaman. Meskipun masih ada ruang untuk perbaikan, prospek pengembangannya patut untuk dinantikan, dan dapat menjadi bantuan yang berguna bagi para pekerja kreatif di masa depan.