AI Google DeepMind mencapai hasil yang mengesankan di Olimpiade Matematika Internasional, memenangkan medali perak dan kehilangan medali emas hanya dengan satu poin. Sistem AlphaProof dan AlphaGeometry2-nya menjawab 4 dari 6 pertanyaan dengan benar. Diantaranya, AlphaGeometry2 memecahkan pertanyaan geometri dalam 19 detik, dengan kecepatan dan akurasi yang jauh melebihi kemampuan matematikawan terkemuka. Terobosan ini tidak hanya mengejutkan komunitas matematika, tetapi juga menarik perhatian luas di industri ini. Ahli matematika terkemuka seperti Tao Zhexuan dan Luo Boshen sangat memujinya dan mengungkapkan harapan mereka terhadap potensi pengembangannya di masa depan.
Di kuil matematika, Google DeepMind sekali lagi menunjukkan kemampuan luar biasa dari AI-nya. Baru-baru ini, Google AI berhasil meraih medali perak di International Mathematical Olympiad (IMO). Prestasi ini tidak hanya mengejutkan komunitas matematika, tetapi juga memberikan imajinasi tak terbatas kepada masyarakat tentang masa depan AI.
AlphaProof dan AlphaGeometry2 Google tampil mengesankan di kompetisi IMO2024. Mereka menjawab 4 dari 6 pertanyaan dengan benar dan kehilangan medali emas hanya dengan satu poin. Yang lebih menakjubkan lagi adalah AlphaGeometry2 memecahkan masalah geometri hanya dalam 19 detik. Kecepatan dan akurasi seperti itu sulit ditandingi bahkan oleh ahli matematika terkemuka sekalipun.
CEO Perplexity AI bahkan dengan berani memperkirakan bahwa jika Google terus mendalami bidang matematika AI, Google mungkin akan menciptakan "AI Terence Tersu" di masa depan. Terence Tao sendiri lebih memperhatikan bagaimana AI dan matematika dapat berkembang bersama. Ia percaya bahwa kemajuan AI di bidang matematika akan membantu mengotomatisasi matematika formal dan mendorong kemajuan penelitian matematika.
Jalur penelitian dan pengembangan DeepMind kali ini sangat cerdas. Mereka lebih mengandalkan pembelajaran penguatan daripada model bahasa besar. Metode ini mewarisi semangat AlphaGo sampai batas tertentu. Melalui metode formal, AI mampu memecahkan permasalahan geometri tingkat IMO yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Profesor Luo Boshen percaya bahwa kemampuan matematika AI yang kuat menimbulkan tantangan baru bagi metode pendidikan. Struktur pendidikan yang ada perlu berubah dengan cepat untuk beradaptasi dengan kebutuhan era AI. Dia menekankan bahwa setiap orang harus belajar memecahkan masalah baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, jika tidak, mereka tidak akan mampu mengimbangi laju AI.
Kinerja Google AI di IMO bukan hanya sebuah terobosan teknologi, namun juga merupakan pengungkapan kebijaksanaan manusia yang mendalam. Dengan kemajuan teknologi AI yang berkelanjutan, kami mempunyai alasan untuk percaya bahwa penelitian dan pendidikan matematika di masa depan akan mengalami perubahan yang mengejutkan. Mari kita nantikan bagaimana AI akan terus menciptakan keajaiban di bidang matematika.
Kinerja AI Google yang luar biasa di IMO menunjukkan bahwa AI akan memiliki prospek penerapan yang lebih luas di bidang matematika, dan juga membawa pemikiran dan tantangan baru bagi pendidikan matematika. Ini bukan hanya sebuah lompatan dalam teknologi AI, tetapi juga merupakan peristiwa penting dalam eksplorasi manusia di wilayah yang belum diketahui. Di masa depan, kerja sama antara AI dan manusia akan mendorong perkembangan pesat matematika dan lebih banyak lagi disiplin ilmu.