Yann LeCun, kepala penelitian AI di Meta Company, baru-baru ini mengungkapkan pandangan penting mengenai status pengembangan kecerdasan buatan saat ini. Ia percaya bahwa sistem AI saat ini terlalu dilebih-lebihkan dan kemampuan pemahaman, perencanaan, dan penalarannya masih kurang. LeCun mengkritik sikap OpenAI dan Google DeepMind yang terlalu optimis terhadap AI dan mengemukakan pendapatnya sendiri tentang arah pengembangan AI di masa depan, yang menarik perhatian luas di industri. Artikel ini akan menjelaskan pandangan LeCun secara detail dan menganalisis dampaknya terhadap pengembangan AI di masa depan.
Yann LeCun, kepala penelitian AI di Meta, mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa sistem AI saat ini tidak sekuat yang dipromosikan beberapa peneliti. Dia menunjukkan bahwa pemahaman, perencanaan, dan kemampuan penalaran yang sebenarnya dari kecerdasan buatan masih belum mencukupi, dan berbagai “terobosan konseptual” diperlukan untuk mencapai kecerdasan mirip manusia.
LeCun mengkritik OpenAI dan Google DeepMind karena terlalu melebih-lebihkan optimisme mereka terhadap AI, percaya bahwa AI dengan kecerdasan manusia jelas tidak mungkin dicapai dalam lima tahun ke depan.
LeCun menyebutkan AI saat ini lebih mengandalkan pelatihan teks, namun informasi yang diperoleh dengan cara tersebut sangat terbatas. Dia mengusulkan bahwa sistem AI generasi berikutnya harus memiliki kemampuan emosional agar dapat menetapkan tujuan dengan lebih baik dan memahami konsekuensinya.
Hal ini tidak hanya untuk mensimulasikan kecerdasan manusia, tetapi juga untuk mencapai solusi efektif terhadap permasalahan kompleks, seperti perubahan iklim dan pengendalian penyakit. LeCun juga meramalkan bahwa di masa depan setiap orang akan memiliki asisten AI yang akan sangat menyederhanakan kehidupan sehari-hari dan cara berinteraksi dengan dunia digital.
Selain itu, LeCun mendukung pengembangan sistem AI terbuka, dengan menekankan bahwa hal ini akan membantu mendorong persaingan, mencegah monopoli perusahaan teknologi besar, dan membuat teknologi AI dapat diakses oleh lebih banyak orang. Ia juga percaya bahwa membangun sistem AI dengan "karakter moral" dapat mengendalikan AI dengan cara yang sama seperti hukum mengatur perilaku manusia, sehingga mencapai jalur pembangunan yang aman dan terkendali.
Highlight:
Pemahaman dan kemampuan penalaran AI saat ini masih belum memadai dan masih banyak terobosan konseptual yang diperlukan.
AI generasi berikutnya akan membutuhkan kemampuan emosional untuk menetapkan tujuan dan memahami konsekuensinya.
LeCun mendukung sistem AI terbuka untuk mencegah monopoli, dan memperkirakan bahwa setiap orang akan memiliki asisten AI di masa depan.
Sudut pandang LeCun menunjukkan arah perkembangan kecerdasan buatan di masa depan, dan juga mengingatkan kita untuk tetap rasional dalam penerapan teknologi kecerdasan buatan dan menghindari optimisme buta. Ke depan, pengembangan AI perlu fokus pada konstruksi etika dan moral sekaligus melakukan terobosan teknologi untuk memastikan dapat melayani umat manusia dengan aman dan terkendali.