OpenAI baru-baru ini mengumumkan rencana restrukturisasi nirlaba yang besar, menandai peralihan ke model bisnis baru untuk perusahaan kecerdasan buatan yang telah lama dikendalikan oleh organisasi nirlaba. Langkah ini bertujuan untuk menyediakan lebih banyak dana untuk penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan umum (AGI) dan memenuhi ekspektasi keuntungan investor. Namun, rencana tersebut juga memicu kontroversi, menimbulkan pertanyaan dari beberapa pihak apakah rencana tersebut akan mengutamakan keuntungan di atas kepentingan publik.
Baru-baru ini, OpenAI secara resmi mengumumkan rencana restrukturisasi menghasilkan keuntungan yang sangat dinanti-nantikan. Rencana tersebut menandai perubahan dalam struktur lama OpenAI yang dikendalikan oleh organisasi nirlaba.
Berdasarkan rencana baru, anak perusahaan nirlaba OpenAI, OpenAI Global, LLC akan mendaftar ulang sebagai Perusahaan Kepentingan Publik di Delaware. Pada saat yang sama, entitas induk nirlaba OpenAI, Inc. yang ada akan terus memiliki kepemilikan yang signifikan di perusahaan nirlaba baru tersebut, yang proporsi spesifiknya akan ditentukan berdasarkan penilaian penasihat keuangan independen.
Tujuan utama dari reorganisasi ini adalah untuk memajukan misi kecerdasan buatan secara umum, dan OpenAI mengatakan bahwa pendanaan yang dibutuhkan jauh lebih besar dari yang diharapkan. Investor juga berharap memperoleh keuntungan melalui ekuitas tradisional, sehingga mereka perlu menyederhanakan struktur ekuitas dan mengurangi kompleksitas.
Berdasarkan Undang-Undang Perusahaan Umum Delaware, perusahaan kepentingan publik dibentuk untuk menghasilkan manfaat publik dan beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Undang-undang mewajibkan direksi untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham, kepentingan pihak ketiga lainnya yang terkena dampak tindakan perusahaan, dan kepentingan umum yang dijanjikan pada saat perusahaan didaftarkan.
Namun, rencana restrukturisasi OpenAI tidak berjalan mulus. Salah satu pendirinya, Elon Musk, telah mengajukan gugatan untuk mencoba memblokir rencana tersebut, menuduh OpenAI lebih mementingkan keuntungan daripada kepentingan publik. Selain itu, Meta Corporation juga memberikan tekanan pada Jaksa Agung California dengan harapan dapat mencegah transformasi OpenAI.
Rencana restrukturisasi OpenAI penuh dengan tantangan. Arah masa depan dan dampaknya terhadap industri kecerdasan buatan masih belum diketahui. Apakah transformasi ini dapat menyeimbangkan kepentingan komersial dan kepentingan publik akan menjadi fokus industri.