Counterpoint Research baru-baru ini merilis laporan survei konsumen tentang penerapan kecerdasan buatan generatif (Gen AI) di ponsel pintar. Laporan tersebut mencakup tujuh negara: Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Polandia, dan Jepang, dengan jumlah lebih dari 100.000. responden. Laporan ini mengeksplorasi secara mendalam kesadaran konsumen terhadap Gen AI, kebiasaan penggunaan, kemauan membayar, dan ekspektasi pembelian terhadap ponsel Gen AI di masa depan, sehingga memberikan data referensi berharga untuk strategi pasar produsen ponsel. Laporan ini tidak hanya mengungkap potensi pasar ponsel Gen AI, namun juga menunjukkan tantangan yang harus dihadapi produsen.
Ketika penerapan teknologi kecerdasan buatan generatif (Gen AI) di industri ponsel pintar menjadi topik hangat, Counterpoint Research baru-baru ini melakukan survei terhadap konsumen di tujuh negara. Survei tersebut melibatkan Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Polandia dan Jepang, dengan lebih dari 25.000 peserta. Hasilnya menunjukkan hanya 32% responden yang mengenal Gen AI, dan Amerika Serikat memiliki kesadaran tertinggi yaitu mencapai 72%. Sebaliknya, Jepang mempunyai kesadaran terendah, dengan hanya 7% responden yang mengetahui teknologi tersebut.
Catatan sumber gambar: Gambar dihasilkan oleh AI, dan penyedia layanan otorisasi gambar Midjourney
Hasil survei juga menunjukkan bahwa lebih dari 70% pengguna Gen AI menggunakan teknologi ini melalui ponsel pintar, dengan proporsi tertinggi adalah pengguna Gen Z, hal ini menunjukkan pentingnya peran ponsel pintar dalam mendorong popularitas Gen AI. Perhatian konsumen terhadap teknologi ini tidak hanya tercermin dari frekuensi penggunaannya saja. Hampir 60% responden menyatakan berencana membeli ponsel yang dilengkapi Gen AI di tahun baru. Dalam hal niat membeli, konsumen Amerika adalah yang paling aktif, diikuti oleh pengguna di Jerman dan Perancis.
Dalam hal fungsi aplikasi tertentu, pengguna memiliki preferensi paling jelas untuk fungsi bantuan menulis, pembuatan gambar, dan asisten suara. Meskipun minat konsumen terhadap ponsel Gen AI cukup besar, hasil survei menunjukkan bahwa hanya 19% responden yang bersedia membayar ekstra untuk ponsel tersebut.
Data ini berarti bahwa produsen ponsel mungkin perlu menyesuaikan strategi pasar mereka, menggunakan metode berbiaya rendah untuk mempromosikan ponsel Gen AI, dan mempertimbangkan cara untuk menghasilkan keuntungan melalui monetisasi aplikasi atau menyediakan layanan model bahasa besar (LLM) kepada pengembang.
Potensi penerapan kecerdasan buatan generatif di pasar ponsel pintar sangat besar, terutama di kalangan pengguna muda. Namun pada saat yang sama, sikap hati-hati pasar terhadap kesediaan membayar juga memaksa produsen memikirkan kembali model bisnis dan strategi penetapan harga mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah.
Menyorot:
Hanya 32% pengguna global yang akrab dengan teknologi kecerdasan buatan generatif, dan kesadarannya sangat bervariasi antar negara, dengan Amerika Serikat sebesar 72% dan Jepang hanya 7%.
Lebih dari 70% pengguna Gen AI menggunakan teknologi ini melalui ponsel pintar, dengan proporsi tertinggi pengguna Gen Z, yang menunjukkan peran penting ponsel dalam mempopulerkan teknologi.
Hanya 19% konsumen yang bersedia membayar ekstra untuk ponsel Gen AI, sehingga mendorong produsen untuk menyesuaikan strategi pasar mereka dan menemukan model promosi dan keuntungan berbiaya rendah.
Secara keseluruhan, Gen AI memiliki prospek penerapan yang luas di bidang ponsel pintar, namun produsen harus hati-hati menanggapi sensitivitas harga konsumen dan mengeksplorasi model bisnis yang lebih hemat biaya agar dapat menonjol di pasar yang sangat kompetitif dan mencapai pembangunan berkelanjutan.