Pada Hari Valentine tahun ini, sebuah game bernama "Alone Challenge AI Simulator" menjadi populer di Internet, memicu diskusi hangat. Permainan ini berpusat pada dialog bahasa. Pemain perlu menggunakan berbagai strategi untuk mengejar objek virtual. Namun, tingkat kesulitan strateginya cukup tinggi. Pemain mencoba yang terbaik, ada yang menggunakan keterampilan PUA di tempat kerja, dan bahkan ada yang mencoba menggunakan kode untuk mengatasinya dia. Hal ini mencerminkan tren populer produk AI yang bersifat pendamping emosional dan permintaan masyarakat akan percakapan AI yang lebih realistis dan nyata.
Pada Hari Valentine tahun ini, simulator AI untuk menantang para lajang menjadi populer di Internet. Pemain mengejar pasangan romantisnya melalui dialog bahasa, tetapi sulit untuk ditaklukkan. Pemain menggunakan strategi yang berbeda-beda, ada yang menggunakan PUA di tempat kerja, dan ada pula yang langsung menggunakan kode untuk menaklukkan. Simulator AI telah menjadi produk utama persahabatan emosional, percakapan seperti kehidupan sangat populer, gameplaynya selalu berubah, dan tantangannya konstan.
Popularitas game ini tidak hanya mencerminkan eksplorasi penerapan teknologi AI di bidang emosional, tetapi juga mencerminkan tantangan generasi muda masa kini dalam hubungan emosional dan kebutuhan mereka akan persahabatan emosional. Di masa depan, simulator AI mungkin akan lebih disempurnakan dan memberikan pengalaman interaktif emosional yang lebih personal. Kami berharap teknologi AI dapat melayani kehidupan emosional masyarakat dengan lebih baik di masa depan.