Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi AI telah berkembang pesat, dan penerapannya secara bertahap merambah ke seluruh aspek kehidupan. Artikel ini mengeksplorasi teknologi baru AI yang "menghidupkan kembali" orang-orang terkasih serta kontroversi etika dan hukum yang ditimbulkannya. Teknologi AI dapat menghasilkan karakter virtual yang realistis berdasarkan foto, video, audio, dan data lainnya yang ada, sehingga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk "menghidupkan kembali" kenangan indah kerabatnya yang telah meninggal. Namun, teknologi ini juga menimbulkan berbagai masalah etika dan hukum, seperti perlindungan hak-hak orang yang meninggal, penyalahgunaan teknologi, dan potensi risiko sosial. Konten berikut akan memberikan analisis terperinci tentang status penerapan, kontroversi etika, dan potensi risiko hukum dari teknologi "kebangkitan" AI.
Musisi terkenal Bao Xiaobai menggunakan AI untuk "menghidupkan kembali" putrinya, dan Zhang Zewei, seorang pemuda kelahiran tahun 1990-an, membantu lebih dari 600 keluarga "menghidupkan kembali" orang yang mereka cintai. Platform pedagang e-niaga menjual layanan “kebangkitan” AI dengan harga bervariasi. “Kebangkitan” AI telah memicu kontroversi etika dan melibatkan risiko hukum dari teknologi AI generatif.
Teknologi "kebangkitan" AI berkembang pesat, dan skenario penerapannya terus berkembang, namun juga menghadapi banyak tantangan. Bagaimana mencapai keseimbangan antara perkembangan teknologi dan norma etika merupakan isu penting yang harus kita hadapi. Undang-undang dan peraturan terkait perlu diatur, dan pendidikan kesadaran etis masyarakat harus diperkuat agar teknologi ini dapat dimanfaatkan dengan lebih baik, menghindari penyalahgunaannya, dan pada akhirnya mewujudkan perkembangan teknologi AI yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat.