Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan sistem operasi ponsel pintar terutama mengandalkan ekosistem aplikasinya yang sangat besar. Namun, konsep “ponsel pintar tanpa aplikasi” yang diusulkan oleh Deutsche Telekom di MWC menunjukkan bahwa ponsel pintar mungkin membawa perubahan yang disruptif. Ponsel konsep ini sepenuhnya mengandalkan kecerdasan buatan untuk menyelesaikan semua tugas dan tidak lagi memerlukan aplikasi apa pun. Hal ini memicu pemikiran masyarakat tentang arah perkembangan smartphone di masa depan, dan juga menandai bahwa penerapan teknologi kecerdasan buatan di bidang perangkat seluler memasuki babak baru.
Popularitas sistem operasi ponsel cerdas berasal dari ekosistem aplikasinya yang luas, namun Deutsche Telekom memamerkan konsep ponsel cerdas di MWC yang tidak menjalankan aplikasi apa pun dan hanya mengandalkan kecerdasan buatan untuk menyelesaikan tugas. CEO tersebut mengatakan bahwa dia tidak akan lagi menggunakan aplikasi di masa depan dan percaya bahwa kecerdasan buatan dapat menangani semua tugas, yang menandakan bahwa ponsel pintar mungkin membawa perubahan besar.
Konsep inovatif Deutsche Telekom ini menantang mode pengoperasian ponsel pintar tradisional dan memberikan ide-ide baru untuk desain ponsel masa depan. Meski masih dalam tahap konseptual, hal ini tidak diragukan lagi menunjukkan bahwa kecerdasan buatan akan memainkan peran yang semakin penting di bidang telepon seluler, dan di masa depan, kita mungkin benar-benar bisa mengucapkan selamat tinggal pada era aplikasi.