Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan di bidang kecerdasan buatan menjadi semakin ketat, dan strategi tertutup OpenAI sangat kontras dengan strategi open source Meta. Artikel ini akan menganalisis keuntungan yang diperoleh Meta di bidang kecerdasan buatan melalui strategi sumber terbuka, dan mengeksplorasi potensi dampak dari berbagai jalur pengembangannya dari OpenAI. Meta memilih untuk mengungkapkan algoritme, rute, dan makalahnya, yang sangat berbeda dari kebijakan kerahasiaan OpenAI. Sikap terbuka ini telah mendapat pujian luas dari industri dan juga memberinya keuntungan signifikan dalam persaingan di bidang kecerdasan buatan.
OpenAI menjadi semakin tertutup, tetapi lawannya Meta telah mendapatkan banyak pujian melalui open source. Pada tanggal 18 Januari, Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa Meta berencana membangun AGI sendiri yang akan mencapai atau melampaui kecerdasan manusia di sebagian besar bidang. Bertentangan dengan penolakan OpenAI untuk membuka algoritma, rute, dan makalahnya, Meta memilih untuk membuka sampai akhir. Faktanya, Meta telah menjadikan hampir semua infrastruktur yang dikembangkannya di masa lalu menjadi open source, seperti React untuk web dan kerangka pengembangan APP, dan kerangka pembelajaran mesin PyTorch dikembangkan berdasarkan PyTorch, dan OpenAI juga berjalan di PyTorch.Strategi open source Meta telah membuatnya dikenal luas di bidang kecerdasan buatan dan menarik banyak pengembang untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekosistemnya, yang telah meletakkan dasar yang kuat untuk pengembangan jangka panjangnya. Meskipun strategi tertutup OpenAI dapat melindungi teknologi intinya, hal ini juga membatasi potensi pengembangan dan partisipasi masyarakat. Di masa depan, bagaimana dua jalur pengembangan yang berbeda akan mempengaruhi lanskap persaingan di bidang kecerdasan buatan patut mendapat perhatian terus-menerus.