Persaingan untuk mendapatkan talenta di bidang kecerdasan buatan saat ini sangat ketat, dan gaji yang tinggi telah menjadi kunci untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik. Perusahaan-perusahaan teknologi besar telah menawarkan gaji dan tunjangan yang tinggi dalam upaya mendapatkan keuntungan dalam persaingan yang ketat. OpenAI menarik talenta dengan gaji tahunan sebesar satu juta dolar AS, sementara Google mengandalkan insentif saham untuk mempertahankan peneliti, yang menunjukkan pentingnya perusahaan teknologi melekatkan talenta AI. Namun, gaji yang tinggi bukanlah obat mujarab. Faktor-faktor seperti persaingan internal dan pembatasan bisnis juga menyebabkan terjadinya brain drain, sehingga mendorong banyak karyawan yang keluar untuk mendirikan perusahaan AI mereka sendiri.
Persaingan untuk mendapatkan talenta AI di Silicon Valley sangat ketat. OpenAI menawarkan gaji tahunan hingga US$1 juta, dan Google mempertahankan peneliti melalui insentif saham yang besar. Dalam lima tahun terakhir, talenta AI yang meninggalkan Google telah mendirikan sejumlah startup. CEO OpenAI Sam Altman menekankan perekrutan, dengan gaji tahunan sebesar US$865.000, menjadikannya perusahaan yang paling dermawan. Perusahaan-perusahaan besar di Silicon Valley kesulitan mempertahankan talenta karena persaingan internal yang ketat dan pembatasan bisnis.Perburuan dengan bayaran tinggi, brain drain, dan faktor internal perusahaan bersama-sama membentuk situasi kompleks dalam kompetisi talenta AI di Silicon Valley. Arah kompetisi talenta di masa depan patut mendapat perhatian. Selain gaji dan tunjangan, perusahaan perlu mempertimbangkan cara mengoptimalkan lingkungan internal dan meningkatkan kepuasan karyawan, sehingga dapat mempertahankan talenta dengan lebih baik dan mendorong pengembangan teknologi AI.