Baru-baru ini, Chen Weixing, investor awal di ByteDance, secara terbuka mengkritik Zhang Yiming dan Douyin di media sosial, sehingga menarik perhatian luas. Dia membandingkan Douyin dengan "iblis yang mengendalikan kesadaran manusia" dan mengusulkan "Rencana 5210", yang bertujuan untuk menciptakan platform media sosial yang transparan untuk menangani potensi risiko yang disebabkan oleh rekomendasi algoritma. Pernyataan Chen Weixing secara langsung menunjukkan pentingnya tata kelola etis kecerdasan buatan saat ini dan meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap manipulasi algoritma. Kejadian ini menyoroti semakin tegangnya hubungan antara perkembangan teknologi AI dan norma etika sosial, sehingga memicu pemikiran mendalam mengenai arah perkembangan teknologi dan tanggung jawab sosial.
Baru-baru ini, Chen Weixing, investor awal di ByteDance, mengkritik Zhang Yiming dan Douyin di lingkaran pertemanannya, menyebut mereka "setan" yang mengendalikan kesadaran manusia. Chen Weixing mengusulkan "Rencana 5210", berencana untuk menciptakan platform media sosial yang transparan dan menyerukan talenta AI untuk bergabung. Artikel tersebut menekankan bahwa tata kelola etis AI adalah masalah yang harus dihadapi manusia. Terdapat kekhawatiran tersembunyi dalam rekomendasi algoritme, dan kekhawatiran publik tentang manipulasi algoritme secara bertahap menarik perhatian.
Kritik Chen Weixing dan usulan "Rencana 5210" patut direnungkan oleh industri dan publik. Bagaimana menyeimbangkan perkembangan teknologi dan etika sosial, dan bagaimana membangun lingkungan Internet yang lebih aman dan transparan, merupakan isu penting yang kita hadapi. Di masa depan, diperlukan lebih banyak suara seperti Chen Weixing untuk mendorong pengembangan teknologi AI ke arah yang lebih positif dan bertanggung jawab.