Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan telah berkembang pesat, yang juga membawa banyak tantangan, salah satunya adalah masalah hak cipta yang paling menonjol. Pelatihan model bahasa besar bergantung pada data dalam jumlah besar, yang tentunya melibatkan masalah kepemilikan hak cipta. Baru-baru ini, OpenAI dan Microsoft telah digugat karena masalah hak cipta, yang telah menarik perhatian luas di industri ini. Pada saat yang sama, para peneliti juga secara aktif menjajaki solusi, seperti mengembangkan teknologi "melupakan kutukan" untuk mencoba menghapus data pelatihan tertentu dari model guna menghindari perselisihan pelanggaran.
Perusahaan AI menghadapi tekanan dari sengketa hak cipta. OpenAI dan Microsoft dituntut karena pelanggaran oleh New York Times. Para peneliti mencoba mengembangkan "mantra melupakan" yang menghapus data pelatihan tertentu dari model. Mereka menggunakan teks termasuk Harry Potter untuk menguji Mantra Oblivion. Bahasa dan plot yang kaya dari "Harry Potter" juga disambut baik oleh para peneliti AI dan muncul di beberapa teori sekolah konsep AI. "Harry Potter" dapat membantu pengembangan model AI di masa depan.
Menyelesaikan masalah hak cipta model AI memerlukan upaya bersama antara inovasi teknologi dan undang-undang serta peraturan. Penelitian dan pengembangan teknologi "Forgetting Curse", serta standarisasi sumber dan penggunaan data pelatihan AI, akan menjadi arah penting bagi pengembangan AI di masa depan. Penerapan karya sastra seperti “Harry Potter” dalam penelitian AI dapat memberikan ide dan inspirasi baru untuk memecahkan permasalahan tersebut.