Persaingan di pasar AI generatif sangat ketat, dan perang harga telah menjadi sarana utama persaingan. Alibaba Cloud memimpin dalam meluncurkan perang harga, menurunkan harga banyak produk AI hingga 85%, sehingga menyebabkan guncangan di industri. Langkah ini tidak hanya mencerminkan ketatnya persaingan antar raksasa teknologi Tiongkok di bidang AI, tetapi juga menunjukkan bahwa pasar AI akan memasuki tahap baru persaingan harga. Artikel ini akan menganalisis strategi harga perusahaan AI besar dalam dan luar negeri, serta tren perkembangan pasar di masa depan.
Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan di pasar AI generatif menjadi semakin ketat, dan perang harga juga semakin meningkat. Baru-baru ini, Alibaba Cloud, cabang komputasi awan dari raksasa teknologi Tiongkok, Alibaba, mengumumkan bahwa mereka akan menurunkan harga banyak produk AI-nya hingga 85%. Diantaranya, penurunan harga model bahasa visual Qwen-VL adalah yang paling signifikan. Langkah ini menandai semakin ketatnya persaingan antar perusahaan teknologi besar Tiongkok di bidang AI.
Dalam satu setengah tahun terakhir, perusahaan seperti Alibaba, Tencent, Baidu, JD.com, Huawei, dan ByteDance telah meluncurkan model bahasa berskala besar. Karena produk yang diluncurkan oleh masing-masing perusahaan tidak jauh berbeda, maka persaingan terutama terletak pada harga. Pada bulan Agustus, OpenAI meluncurkan perang harga untuk pertama kalinya, dan Google segera mengikutinya, memotong harga model Gemini 1.5 Flash sebanyak 78%. Tak hanya itu, kedua perusahaan juga meluncurkan model dengan harga lebih murah dengan fitur yang disederhanakan untuk menghadapi persaingan pasar.
Anthropic, sebaliknya, telah mengadopsi strategi penetapan harga yang lebih canggih. Mereka menaikkan harga ketika meluncurkan model Haiku skala kecil yang baru, karena mengandalkan kinerjanya yang unggul. Namun di saat yang sama, mereka juga merilis model baru bernama Sonnet 3.5 yang dibanderol dengan harga lebih murah dari model andalan Opus. Karena kinerja Sonnet sebaik Opus dalam banyak tugas, hal ini pada dasarnya menyebabkan penurunan harga yang terselubung, membuat pengguna kurang tertarik pada Opus yang berharga tinggi.
Dalam pasar yang semakin kompetitif, model AI harus memiliki keunggulan kompetitif yang jelas jika ingin mempertahankan harga yang tinggi. Namun, sejak munculnya GPT-4, kemajuan teknologi terkait sebagian besar berada pada tahap pengembangan bertahap. Selain itu, model open source seperti Meta's Llama menjadi semakin kuat dan efisien. Baru-baru ini, startup AI Tiongkok Deepseek telah menunjukkan kinerja yang setara dengan GPT-4 dan Claude dengan investasi yang relatif kecil. Mereka tidak hanya memberikan harga API yang kompetitif tetapi juga merilis model mereka dalam bentuk sumber terbuka.
Dalam konteks ini, OpenAI mencoba strategi penetapan harga kelas atas dan meluncurkan model o1 yang lebih canggih, yang dapat digunakan pengguna melalui langganan ChatGPT Pro. Namun, Google saat ini belum berencana meluncurkan produk kelas atas serupa. Sementara itu, OpenAI tampaknya sedang merumuskan rencana untuk menaikkan harga secara bertahap untuk layanan standar ChatGPT, dengan biaya diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Berdasarkan kontrak, OpenAI berharap dapat mencapai pendapatan $100 miliar pada tahun 2030, dengan demikian mengklaim bahwa mereka telah menemukan kecerdasan buatan umum (AGI). Ada laporan bahwa OpenAI mungkin meluncurkan model yang lebih kuat dengan biaya bulanan hingga $2.000 di masa depan.
Ketika persaingan di pasar semakin ketat, penyedia model AI mengalami perang atrisi, dan hanya perusahaan yang memiliki pendanaan atau kekuatan yang cukup yang mampu bertahan.
Highlight:
Alibaba Cloud mengumumkan pemotongan harga sejumlah produk AI, dengan pemotongan harga tertinggi mencapai 85%.
Persaingan di industri AI semakin ketat, dengan OpenAI dan Google memotong harga untuk bersaing memperebutkan pangsa pasar.
Di masa depan, OpenAI mungkin meluncurkan model canggih senilai hingga US$2.000 untuk mencari pertumbuhan pendapatan.
Secara keseluruhan, perang harga di pasar AI akan terus meningkat, dan produsen akan menghadapi tantangan yang berat. Hanya dengan terus berinovasi dan meningkatkan daya saing produk, kita bisa tetap tak terkalahkan dalam persaingan pasar yang ketat. Bagaimana pasar AI akan berubah di masa depan patut mendapat perhatian terus-menerus.