Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) mengalihkan pengaduan terhadap Snap dan chatbot AI-nya ke Departemen Kehakiman AS (DOJ), sehingga menimbulkan kekhawatiran luas. FTC percaya bahwa chatbot AI Snap dapat menimbulkan risiko dan kerugian bagi pengguna muda, dan perilakunya mungkin melanggar undang-undang perlindungan konsumen. Langkah ini menyoroti pentingnya melindungi keselamatan dan kesehatan mental pengguna muda dalam konteks pesatnya perkembangan platform media sosial, dan juga memicu diskusi tentang tanggung jawab perusahaan media sosial.
Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) baru-baru ini mengumumkan kepada publik bahwa mereka telah mengalihkan keluhan hukumnya terhadap Snap ke Departemen Kehakiman AS (DOJ). FTC menyatakan bahwa chatbot kecerdasan buatan Snap dapat menyebabkan "risiko dan kerugian" bagi pengguna muda, dan mengatakan bahwa Snap mungkin melanggar atau akan melanggar undang-undang terkait.
Snap merupakan aplikasi sosial yang populer di kalangan anak muda, khususnya remaja. Dengan berkembangnya teknologi, banyak platform media sosial yang meluncurkan chatbot AI untuk meningkatkan pengalaman interaksi pengguna. Namun, FTC menyatakan keprihatinan serius mengenai fitur baru Snap dan yakin bahwa potensi dampak negatifnya tidak dapat diabaikan. Komisi meyakini bahwa chatbot mungkin tanpa sadar memberikan informasi yang tidak pantas atau menyesatkan kepada pengguna, sehingga membahayakan keselamatan dan kesehatan mental pengguna.
Pernyataan FTC menekankan pentingnya melindungi pengguna muda. Karena kerentanan remaja pada tahap perkembangan psikologis dan sosial ini, panitia meminta Snap untuk melakukan pengawasan dan regulasi yang lebih ketat terhadap kemampuan chatbot AI-nya. FTC percaya bahwa praktik Snap mungkin merupakan pelanggaran undang-undang perlindungan konsumen dan oleh karena itu memutuskan untuk menyerahkan kasus ini kepada DOJ untuk penyelidikan lebih mendalam dan kemungkinan tuntutan pidana.
Kejadian ini telah menarik perhatian luas, terutama dalam konteks semakin populernya media sosial, bagaimana menjamin keselamatan pengguna muda telah menjadi isu penting. Snap belum menanggapi pernyataan FTC, namun pakar industri dan komentator umumnya percaya bahwa platform media sosial harus lebih memperhatikan masalah perlindungan pengguna dan kesehatan mental saat meluncurkan fitur baru.
Menyorot:
FTC telah mengajukan keluhan terhadap Snap ke DOJ, dengan mengatakan bahwa chatbot AI-nya dapat membahayakan pengguna muda.
FTC mencatat bahwa Snap mungkin telah melanggar undang-undang perlindungan konsumen dan menyerukan peraturan yang lebih besar.
Media sosial perlu memperhatikan masalah keselamatan dan kesehatan mental pengguna saat meluncurkan fitur baru.
Langkah FTC telah memberikan peringatan bagi platform media sosial. Ketika mengembangkan dan menerapkan fungsi AI di masa depan, platform harus memberikan prioritas pada keamanan pengguna dan privasi data, terutama dampaknya terhadap pengguna muda, dan membangun mekanisme peraturan yang lebih lengkap. Hal ini akan mempunyai konsekuensi besar bagi seluruh industri teknologi.