Organisasi Hak Cipta Musik Jerman Gema mengajukan gugatan terhadap Openai, menandai Badan Manajemen Hak Cipta kolektif pertama di dunia untuk mengambil tindakan hukum terhadap penyedia kecerdasan buatan. Gema menuduh Chatgpt menggunakan lirik lagu yang dilindungi hak cipta secara tidak sah, sebuah langkah yang menargetkan tidak hanya Openai LLC, tetapi juga entitas operasinya di Eropa, Openai Ireland Ltd. Inti dari gugatan ini adalah bagaimana perusahaan AI menggunakan materi yang dilindungi hak cipta, dan konsekuensinya dapat memengaruhi bagaimana perusahaan AI memproses berbagai konten yang dilindungi, bahkan layanan yang menghasilkan file audio tanpa izin. Langkah ini juga menyoroti konflik antara pengembangan kecerdasan buatan dan perlindungan hak cipta, serta dampak perbedaan hukum dalam berbagai yurisdiksi pada industri kecerdasan buatan.
Organisasi Hak Cipta Musik Jerman Gema mengajukan gugatan terhadap Openai di Pengadilan Distrik Munich pada 13 November, menjadi Badan Manajemen Hak Cipta kolektif pertama di dunia yang mengambil tindakan hukum terhadap penyedia intelijen buatan.
Gema menuduh Openai chatgpt mengulangi lirik lagu yang dilindungi hak cipta tanpa mendapatkan izin yang tepat atau membayar pencipta. Gugatan tidak hanya menargetkan OpenAI LLC di Amerika Serikat, tetapi juga melibatkan Openai Ireland Ltd yang beroperasi di Eropa.
Tujuan Gema adalah untuk mengatasi masalah hukum mendasar mengenai bagaimana perusahaan AI menggunakan materi yang dilindungi hak cipta melalui gugatan ini. Sementara fokus langsung dari gugatan adalah lirik lagu, hasilnya dapat memengaruhi bagaimana perusahaan AI memproses semua jenis konten yang dilindungi, termasuk layanan yang menghasilkan file audio tanpa izin.
"Lagu -lagu anggota kami bukan bahan baku gratis untuk model bisnis perusahaan AI," kata CEO GEMA Tobias Holtzmuller. Sementara pengadilan A.S. dapat menerima pertahanan "penggunaan yang adil" yang memungkinkan penggunaan tertentu yang tidak dibayar, Gema percaya bahwa peraturan Eropa lebih ketat: perusahaan AI harus mendapatkan lisensi untuk dapat melakukan pelatihan.
Untuk tujuan ini, GEMA baru -baru ini mengusulkan kerangka kerja lisensi untuk sistem AI, yang membutuhkan 30% saham dari laba bersih dari model AI. Program ini mencakup pelatihan awal kecerdasan buatan dan penggunaan konten musik yang dihasilkan kemudian, yang bertujuan untuk mengkompensasi pencipta.
Layanan AI generatif dapat menempatkan 27% dari pendapatan penulis lagu dalam risiko, menurut sebuah studi GEMA. Menurut survei, 71% pencipta percaya bahwa kecerdasan buatan mengancam stabilitas ekonomi mereka. Meskipun Openai baru -baru ini memenangkan gugatan hak cipta di Amerika Serikat, lingkungan hukum untuk pelatihan AI, menghasilkan dan data hak cipta tetap kompleks. Di Amerika Serikat, perusahaan musik besar seperti Sony juga mengajukan tuntutan hukum terhadap generator musik AI, dan perselisihan tetap ada.
Poin:
Gema mengajukan gugatan di Munich yang menuduh Openai menggunakan lirik lagu tanpa izin.
Gema menekankan bahwa undang -undang Eropa lebih ketat dan bahwa perusahaan AI harus mendapatkan lisensi hak cipta.
GEMA mengusulkan kerangka kerja lisensi yang membutuhkan 30% dari pendapatan bersih model AI sebagai kompensasi.
Gugatan Gema terhadap Openai akan memiliki dampak mendalam pada industri kecerdasan buatan. Hasil akhir dari gugatan ini akan memberikan referensi penting untuk keseimbangan antara teknologi kecerdasan buatan dan perlindungan kekayaan intelektual dan mendorong industri untuk merumuskan mekanisme perlindungan hak cipta yang lebih lengkap.