Perusahaan XAI yang dimiliki oleh Elon Musk baru -baru ini memperbarui halaman FAQ di situs web resminya, merinci model baru intelijen buatan Chatbot Grok - "Unhinged Mode". Pola ini digambarkan sebagai respons "yang ditunjuk untuk menyebabkan tolakan, tidak sesuai dan pelanggaran", mirip dengan aktor komedi stand-up amatir yang masih mempelajari keterampilan tersebut. Pengenalan model ini tidak diragukan lagi telah menarik perhatian dan diskusi yang meluas.
Musk pertama kali menyebutkan model misterius ini pada awal April tahun lalu, tetapi tidak secara resmi diumumkan sampai saat ini. Meskipun belum diluncurkan, berita tersebut telah menarik perhatian luas dari komunitas teknologi dan bidang kecerdasan buatan. Banyak orang mengharapkan model ini untuk menghasilkan pengalaman pengguna yang sama sekali baru, sementara juga mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi dampak sosialnya.
"Mode Unhinged" mungkin merupakan upaya Musk untuk mewujudkan visi asli Grok. Dua tahun lalu, ketika Musk mengumumkan peluncuran Grok, ia menggambarkannya sebagai chatbot avant-garde, tanpa filter, anti-"kebangkitan" yang dapat menjawab pertanyaan kontroversial yang tidak akan dijawab oleh sistem AI lainnya. Namun, seiring waktu, Grok telah menjadi semakin berhati -hati pada topik -topik politik, dan bahkan cenderung ke arah politik kiri pada topik -topik seperti hak trans, program keragaman dan ketidaksetaraan.
Atribut Musk Perilaku Grok dengan data pelatihannya - halaman web publik. Dia berjanji untuk "membuat Grok lebih dekat dengan netralitas politik" dan mengatakan internet (pelatihan yang diterimanya) dipenuhi dengan semua jenis omong kosong dan Grok akan lebih baik. Pernyataan ini telah memicu diskusi luas tentang apakah sistem kecerdasan buatan harus tetap netral pada topik yang sensitif secara politis.
Perlu dicatat bahwa Musk dan banyak sekutunya menuduh chatbots AI menyensor pandangan konservatif. Mereka percaya bahwa sensor ini akan mengarah pada topik yang sensitif secara politis. Pandangan ini telah memicu perdebatan panas antara kaum konservatif dan kaum liberal, lebih lanjut menyoroti kompleksitas dan sensitivitas kecerdasan buatan dalam isu -isu politik dan sosial.
Dengan paparan "Mode Tanpa Bersih", harapan orang -orang untuk Grok Chatbots meningkat dari hari ke hari. Banyak orang mengharapkan model ini untuk menghasilkan pengalaman pengguna yang sama sekali baru, sementara juga mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi dampak sosialnya. Bagaimanapun, pengenalan model ini tidak diragukan lagi akan sekali lagi memicu diskusi yang meluas tentang etika dan tanggung jawab kecerdasan buatan.