Pada 3 November, Sekretaris Jenderal PBB Guterres menyampaikan pidato penting di KTT Kecerdasan Buatan Inggris, menekankan pentingnya menerapkan peraturan global tentang teknologi kecerdasan buatan yang muncul berdasarkan prinsip-prinsip piagam PBB. Dia mencatat bahwa model AI saat ini tidak memiliki langkah-langkah perlindungan yang diperlukan, yang dapat menimbulkan ancaman bagi hak asasi manusia dan memiliki dampak negatif jangka panjang pada pekerjaan dan keragaman budaya. Guterres juga memperingatkan bahwa AI dapat memperburuk ketidaksetaraan global, sehingga standar regulasi global terpadu harus ditetapkan untuk memastikan pengembangan teknologi yang sehat.
Dalam pidatonya, Guterres meningkatkan urgensi membangun kerangka peraturan global untuk mencegah ketidakkonsistenan dalam standar AI di berbagai negara. Dia percaya bahwa hanya dengan mencapai konsensus pada skala global kita dapat secara efektif menanggapi tantangan yang dibawa oleh teknologi AI dan memastikan bahwa itu menguntungkan semua umat manusia. Untuk tujuan ini, ia mengumumkan pembentukan agen konsultasi AI yang terdiri dari 39 ahli, yang akan membuat saran awal tentang menetapkan konsensus ilmiah dan mempromosikan pengembangan teknologi AI untuk kebaikan pada akhir tahun.
Pembentukan agen konsultasi AI ini menandai inisiatif besar PBB di bidang tata kelola AI. Misi agensi tidak hanya memberikan referensi untuk perumusan kontrak digital global tahun depan, tetapi juga akan memberikan panduan kepada pemerintah, bisnis, dan akademisi untuk membantu mereka mengikuti prinsip -prinsip etika dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI dan memastikan transparansi dan ketidakberpihakan teknologi.
Pidato Guterres memicu diskusi luas di antara para peserta. Banyak ahli percaya bahwa dengan perkembangan cepat teknologi AI, regulasi global telah menjadi prioritas utama. Mereka meminta pemerintah untuk memperkuat kerja sama dan bersama -sama merumuskan dan menerapkan standar internasional untuk teknologi AI untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan teknologi. Pada saat yang sama, beberapa suara menunjukkan bahwa pengembangan teknologi AI harus fokus pada melindungi keragaman budaya dan menghindari dampak negatif pada ekologi budaya global.
Selain itu, Guterres juga menekankan potensi dampak teknologi AI di pasar kerja. Dia khawatir bahwa dengan penggunaan teknologi AI secara luas, banyak pekerjaan tradisional mungkin diganti, sehingga memperburuk ketidaksetaraan sosial. Untuk tujuan ini, ia meminta pemerintah untuk memperkuat pelatihan keterampilan bagi pekerja, membantu mereka beradaptasi dengan perubahan teknologi, dan memastikan bahwa pengembangan teknologi AI dapat bermanfaat bagi semua orang.
Secara umum, pidato Guterres di KTT menunjukkan arah pemerintahan AI global. Kerangka peraturan globalnya yang diusulkan dan pembentukan badan konsultan AI menandai langkah penting dalam mengatasi tantangan teknologi AI. Di masa depan, dengan pengembangan teknologi AI yang berkelanjutan, kerja sama global akan menjadi kunci untuk memastikan pengembangan teknologi menuju kebaikan.