Baru-baru ini, Reuters melakukan pengujian mendalam tentang kemampuan jaringan ChatGPT dan menemukan bahwa itu relatif lambat dalam menangani berita utama, tetapi berkinerja baik dalam meringkas laporan berita berkelanjutan. Namun, chatgpt masih perlu ditingkatkan dalam menyesuaikan konten berdasarkan latar belakang audiens. Penemuan ini telah memicu diskusi luas di industri tentang penerapan kecerdasan buatan di bidang berita.
ChatGPT menunjukkan sikap hati -hati ketika datang ke topik kontroversial, sering menghindari membuat sudut pandang dan bukannya menunjukkan pandangan yang berbeda. Meskipun pendekatan ini membantu tetap netral, itu juga dapat membuat pengguna merasa bahwa informasi tersebut tidak cukup jelas. Para ahli menunjukkan bahwa kecerdasan buatan harus lebih fleksibel dan manusiawi ketika berhadapan dengan topik sensitif.
Selain itu, tes ini juga menemukan bahwa chatgpt pada dasarnya dapat mengidentifikasi berita palsu, tetapi tidak akan secara langsung menunjukkan kesalahan ketika berhadapan dengan informasi yang menyesatkan tentang peristiwa nyata yang relevan. Fenomena ini telah membangkitkan keraguan orang tentang kemampuan kecerdasan buatan dalam verifikasi informasi. Para ahli menyarankan bahwa media berita harus lebih memperhatikan akurasi informasi dan transparansi ketika menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Dihadapkan dengan perkembangan cepat teknologi kecerdasan buatan yang muncul, para ahli menekankan bahwa media berita harus memperhatikan faktor -faktor humanistik dalam pekerjaan mereka. Meskipun kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi produksi berita, penilaian dan resonansi emosional jurnalis manusia masih sangat diperlukan dalam proses pembuatan dan penyebaran konten. Di masa depan, bagaimana menyeimbangkan kecerdasan buatan dan faktor humanistik akan menjadi topik penting dalam industri berita.
Secara keseluruhan, aplikasi ChatGPT di bidang berita telah menunjukkan potensi teknologi kecerdasan buatan, tetapi juga mengekspos beberapa keterbatasan. Dengan kemajuan teknologi yang berkelanjutan, kecerdasan buatan diharapkan untuk memainkan peran yang lebih besar dalam industri berita, tetapi pada saat yang sama, praktisi industri dan pengembang teknologi perlu bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang ada dan mempromosikan pengembangan inovatif penyebaran berita.