Di hutan dekat Nairobi, ibu kota Kenya, para peneliti di Universitas Sains dan Teknologi Dedan Kimati, Kenya, sedang melakukan debugging pada peralatan bioakustik yang dilengkapi dengan mikrofon sangat sensitif yang dapat merekam panggilan burung dengan jelas.
Peralatan perekam ini ditenagai oleh energi matahari dan bekerja antara jam 5 pagi dan 10 pagi serta antara jam 17 malam dan 19 malam setiap hari.
Jason Nyorog, peneliti junior di Pusat Ilmu Data dan Kecerdasan Buatan di Universitas Sains dan Teknologi Dedan Kimati di Kenya, mengatakan bahwa "kicauan" burung yang direkam ini akan diubah menjadi spektogram dan diberikan kepada model kecerdasan buatan burung mana yang ada dalam file audio yang direkam.
Para peneliti mengatakan ada tidaknya spesies indikator tertentu dapat memberikan petunjuk mengenai kesehatan ekosistem hutan.
Proyek Peta Burung Kenya yang diluncurkan oleh Museum Nasional Kenya bertujuan untuk memetakan sebaran burung di Kenya.
Samuel, pemimpin proyek "Peta Burung" di Kenya, mengatakan bahwa dengan menganalisis perubahan spesies dan jumlah burung, hal ini dapat membantu para ilmuwan memahami situasi habitat dan lebih memahami bagaimana perubahan lingkungan habitat mempengaruhi kelangsungan hidup burung.
Samuel: "Ketika suatu tempat tidak cocok bagi burung untuk berkembang biak atau mencari makan, atau bahkan untuk menempati suatu wilayah, mereka akan terbang. Burung biasanya dapat melakukan hal ini lebih cepat daripada kebanyakan hewan karena mereka memiliki kemampuan terbang, dan jangkauan pergerakan yang luas, sehingga ada atau tidaknya spesies tertentu dalam suatu ekosistem hutan dapat menjadi indikator penting kesehatan ekosistem hutan tersebut.”
Menurut Samuel, mengingat tren aktivitas dan perkembangan manusia saat ini, beberapa spesies burung yang rentan mungkin menghadapi pengurangan habitat sebesar 20%-30% selama dekade berikutnya, sementara spesies yang terancam punah mungkin menghadapi kepunahan. Oleh karena itu, sangat penting untuk membantu mengidentifikasi perubahan populasi burung melalui teknologi kecerdasan buatan.
Tangkapan layar situs resmi proyek “Peta Burung” Kenya