IT House melaporkan pada tanggal 18 November bahwa baru-baru ini terdapat rumor bahwa laboratorium AI terkemuka termasuk OpenAI, Google, dan Anthropic menghadapi kesulitan dalam mengembangkan model AI tingkat lanjut. Laporan-laporan ini mengaitkan penyebabnya dengan kurangnya data pelatihan yang berkualitas, yang menyebabkan berkurangnya keuntungan yang membuat investasi berkelanjutan menjadi sulit.
Terkait hal ini, CEO OpenAI Sam Altman dan CEO Anthropic Dario Amodei sama-sama mengutarakan pendapat berbeda. Altman tampaknya menanggapi pemberitaan negatif tersebut dengan mengunggah pesan samar di media sosial yang menyatakan "tidak ada batasan". Amodei juga memiliki pandangan yang sama, dan meskipun ia mengakui bahwa banyak faktor yang dapat menghambat pengembangan AI, ia optimis bahwa ada cara untuk mengatasi hambatan ini, termasuk penggunaan data sintetis.
IT House memperhatikan bahwa mantan CEO Google Eric Schmidt juga mengungkapkan pandangannya atas laporan tersebut. Ia yakin bahwa model bahasa besar akan menjalani dua hingga tiga iterasi dalam lima tahun ke depan . Kinerja model-model ini meningkat pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan saat ini tidak ada bukti bahwa tren pertumbuhan ini akan berhenti . Meskipun pada akhirnya kita akan menemui hambatan, kita belum mencapainya.
Schmidt memperkirakan model AI yang lebih maju dan kuat akan muncul di masa depan, terutama di bidang fisika dan matematika. Dia menjelaskan OpenAI yang baru-baru ini merilis model Strawberry AI OpenAI-o1 sebagai contoh. Namun, Schmidt juga memperingatkan bahwa seiring dengan semakin canggihnya model, potensi bahaya pun semakin meningkat. Dia mencatat bahwa model primitif ini mungkin lebih baik dalam meluncurkan “serangan zero-day” dibandingkan manusia . Selain itu, virus biologis dan jenis peperangan baru juga dapat menjadi ancaman potensial yang ditimbulkan oleh pengembangan AI.