Editor Downcodes membawakan interpretasi dari "Laporan Keadaan Kecerdasan Buatan" tahun 2024 yang dirilis oleh Appen. Laporan tersebut menunjukkan bahwa AI generatif berkembang pesat, namun perusahaan menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan data. Survei tersebut menunjukkan bahwa kualitas data telah menurun, dan laba atas investasi proyek AI juga menurun. Hal ini menyoroti pentingnya data berkualitas tinggi dalam aplikasi AI. Laporan ini juga menekankan pentingnya model pembelajaran mesin "kolaborasi manusia-mesin" untuk meningkatkan kinerja model AI dan memastikan etika dan relevansinya. Mari kita lihat lebih dekat temuan-temuan utama laporan ini.
Baru-baru ini, Laporan Kecerdasan Buatan Appen tahun 2024 telah menarik perhatian luas. Laporan tersebut, berdasarkan survei terhadap lebih dari 500 pengambil keputusan TI di AS, menunjukkan bahwa AI generatif telah tumbuh sebesar 17% selama setahun terakhir. Namun, dengan tren yang berkembang ini, perusahaan menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan data.
Si Chen, kepala strategi di Appen, menyebutkan dalam sebuah wawancara bahwa seiring penerapan model AI secara bertahap merambah ke bidang yang lebih kompleks dan profesional, kebutuhan akan data juga meningkat. Data saja tidak cukup. Perusahaan memerlukan data yang tidak hanya akurat dan beragam, namun juga memiliki label yang jelas dan harus sesuai dengan skenario penggunaan AI tertentu.
Cakupan penerapan AI generatif semakin luas, dengan perusahaan mulai dari operasional TI hingga penelitian dan pengembangan memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan efisiensi. Namun, meskipun terdapat kemajuan pesat di bidang ini, laba atas investasi dari proyek-proyek AI mengalami penurunan.
Sejak tahun 2021, proporsi proyek AI yang berhasil diterapkan telah menurun sebesar 8,1%, sementara jumlah proyek yang dapat memberikan keuntungan signifikan juga menurun sebesar 9,4%. Hal ini terutama karena proyek AI saat ini menjadi semakin kompleks, dan banyak perusahaan mulai mencoba aplikasi AI generatif yang lebih menantang, yang memerlukan dukungan data berkualitas lebih tinggi.
Selain itu, laporan tersebut menunjukkan bahwa masalah kualitas data menjadi semakin serius. Sejak tahun 2021, keakuratan datanya turun hampir 9%. Saat ini, 86% perusahaan perlu memperbarui model setiap kuartal, sehingga menuntut akurasi dan keragaman data yang lebih tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, banyak perusahaan yang meminta bantuan penyedia data eksternal.
Pada saat yang sama, persiapan data telah menjadi hambatan terbesar yang dihadapi proyek AI perusahaan. Seiring dengan meningkatnya kompleksitas model AI generatif, perusahaan memerlukan strategi jangka panjang untuk memastikan kualitas dan konsistensi data. Selain itu, intervensi manusia menjadi semakin penting dalam proses ini. Survei menunjukkan bahwa 80% responden percaya bahwa pembelajaran mesin dalam "kolaborasi manusia-mesin" sangat penting. Model ini tidak hanya membantu meningkatkan performa model AI, namun juga memastikan etika dan relevansinya.
Menyorot:
AI generatif akan mencapai pertumbuhan 17% pada tahun 2024, namun perusahaan menghadapi banyak kesulitan dalam pengelolaan data.
? Persentase keberhasilan penerapan proyek AI menurun, begitu pula laba atas investasinya.
Masalah kualitas data menjadi semakin serius, dan perusahaan sangat membutuhkan data berkualitas lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan model AI yang kompleks.
Secara keseluruhan, laporan Appen memberikan referensi berharga untuk strategi data perusahaan di era AI generatif. Saat mengupayakan penerapan teknologi AI, penting untuk memperhatikan kualitas data dan strategi pengelolaan data yang efektif untuk memastikan keberhasilan proyek AI dan memperoleh laba atas investasi yang ideal. Editor Downcodes akan terus memperhatikan tren di bidang AI dan memberikan Anda laporan yang lebih menarik.