Baru-baru ini, serangkaian karya AI yang menakjubkan muncul di Little Red Book: gaya dongeng kelam "Sailor Moon". Blogger KilingVirgin dengan cerdik menggunakan teknologi AI untuk menempatkan karakter anime klasik Shui Bingyue dan Luna ke dalam adegan yang gelap dan melankolis, memberi mereka pesona visual baru. Kumpulan karya ini dengan cepat menjadi populer, dengan 22.000 suka dan lebih dari 1.000 komentar, memicu diskusi hangat tentang kreasi artistik AI dan menunjukkan kemungkinan tak terbatas dari IP klasik dalam berbagai gaya.
Baru-baru ini, versi dongeng kelam "Sailor Moon" menjadi populer di Xiaohongshu! Kilingvirgin, seorang blogger di Xiaohongshu, menggunakan kecerdasan buatan untuk menafsirkan ulang anime klasik "Sailor Moon" dan mengadaptasinya ke dalam gaya dongeng kelam, langsung memicu a jaringan Diskusi panas. Dengan efek visual yang unik dan suasana artistik yang mendalam, kumpulan gambar ini mendapat 22.000 suka dan ribuan komentar dalam waktu singkat, menunjukkan kemungkinan tak terbatas dari teknologi AI di bidang kreasi artistik.
Adaptasi ini menempatkan Shui Bingyue yang awalnya cerah dan rekannya Luna ke dalam dunia visual baru. Gambar yang dihasilkan AI menghadirkan kualitas buram dan nada gelap dan melankolis, ditambah dengan pengaturan adegan misterius, secara cerdik memadukan elemen "Sailor Moon" dengan gaya gelap Dongeng Grimm. Dampak visual yang kontras ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga membangkitkan nostalgia banyak penonton terhadap gaya dongeng kelam yang populer di tahun 1980-an.
Faktanya, gelombang kreatif mengadaptasi animasi klasik menjadi dongeng kelam ini awalnya bermula dari platform sosial luar negeri TikTok. Pada bulan Juli tahun ini, blogger TikTok Olivia Rodnegro merilis video dongeng kelam Feng Shui Ice Moon yang memicu kehebohan dan telah ditonton 2,6 juta kali. Selanjutnya, ide tersebut menyebar dengan cepat di platform, dengan banyak pembuat konten yang mengikutinya, dan penayangan setiap video melebihi satu juta.
Anehnya, adaptasi yang terkesan berani ini mendapat pengakuan luas dari penonton. Banyak netizen yang mengatakan bahwa kombinasi dark style dan "Sailor Moon" sama sekali tidak konsisten. Respons ini tidak hanya mencerminkan penerimaan penonton terhadap inovasi, namun juga minat yang kuat terhadap reinterpretasi karya klasik.
Keberhasilan adaptasi AI ini tidak hanya terletak pada penerapan teknologinya, tetapi juga pada caranya merangsang imajinasi dan nostalgia masyarakat. Hal ini memungkinkan kita memikirkan kembali kemungkinan karya klasik dan memberikan inspirasi baru untuk adaptasi film dan televisi di masa depan. Jika "Sailor Moon" benar-benar akan difilmkan dalam versi live-action, gaya dongeng kelam ini niscaya akan memberikan arahan kreatif baru bagi tim produksi.
Kreasi artistik yang diberdayakan oleh AI ini tidak hanya memberikan vitalitas baru ke dalam IP klasik, namun juga menandai tren perkembangan yang beragam dalam kreasi artistik masa depan. Melalui perpaduan teknologi AI dan kreativitas, kita mungkin bisa melihat lahirnya karya seni yang lebih menakjubkan.