Pesatnya perkembangan teknologi AI telah membawa banyak kemudahan, namun juga menimbulkan dampak negatif. Penggunaan AI untuk membuat video palsu dan menyebarkan informasi palsu semakin meningkat, sehingga sangat mengganggu ketertiban sosial dan membahayakan kepentingan sosial dan publik. Artikel ini akan menjelaskan kasus penggunaan AI untuk mensintesis video guna menyebarkan rumor, dan menggunakannya untuk memperingatkan semua orang agar menggunakan teknologi AI dengan benar agar tidak melanggar hukum.
Saat ini, tidak mengherankan jika AI menghasilkan konten palsu. Namun, seorang pria sebenarnya menggunakan teknologi AI untuk mensintesis video dan tertangkap karena menerbitkan informasi palsu. Hal ini juga memperingatkan semua orang untuk menggunakan alat AI dengan hati-hati untuk menghindari konsekuensi yang merugikan.
Menurut laporan, pada bulan Juni tahun ini, polisi Xiamen menerima laporan bahwa seseorang memposting video di Toutiao hari ini, yang isinya tentang seorang pria berusia 70 tahun yang dipukuli di suatu tempat di Guangdong sungai, dan pemukulnya dihukum. Begitu video ini dirilis, langsung menarik perhatian luas.
Namun, setelah penyelidikan polisi, diketahui bahwa ini hanyalah rumor belaka, dan pemilik akun "Xiaoyi Kanshishi" yang memposting video tersebut, Ren (32 tahun, dari Hubei), juga ditangkap oleh polisi pada malam hari. tanggal 13 Juni.
Ren menjelaskan bahwa ia menggunakan teknologi AI untuk mensintesis sebuah video hanya dalam dua hingga tiga menit. Dia pertama kali menemukan beberapa judul yang menarik perhatian di Internet, kemudian menggunakan aplikasi penulisan untuk secara otomatis menghasilkan konten palsu, kemudian secara otomatis membuat gambar berdasarkan konten tersebut, dan akhirnya menggabungkannya menjadi video dan mempublikasikannya melalui platform sosial.
Tujuannya melakukan ini adalah untuk menarik traffic, meningkatkan jumlah penggemar, dan menghasilkan uang berdasarkan traffic video tersebut. Kini, Ren telah dikenakan tindakan pidana pemaksaan oleh polisi Xiamen karena dicurigai memicu pertengkaran dan memprovokasi masalah.
Kejadian ini sekali lagi mengingatkan kita bahwa teknologi AI adalah pedang bermata dua. Sambil menikmati kemudahannya, kita harus selalu waspada dan menggunakannya secara rasional untuk menghindari tanggung jawab hukum atas tindakan ilegal dan kriminal. Saya berharap semua orang dapat memahami dan menggunakan teknologi AI dengan benar dan bersama-sama menjaga lingkungan jaringan yang baik.