Kecerdasan buatan mengubah dunia kita dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan dampaknya telah menyentuh bidang seni. Tim peneliti dari National University of Singapore telah mengembangkan teknologi lukisan AI bernama ProcessPainter, yang dapat mensimulasikan proses kreatif pelukis manusia, bahkan menghasilkan lukisan berdasarkan deskripsi teks, dan menyelesaikan lukisan setengah jadi. Terobosan teknologi ini tidak hanya membawa kemungkinan-kemungkinan baru dalam pendidikan dan kreasi seni, namun juga memberikan perspektif baru bagi kita untuk memahami integrasi AI dan seni. Kemunculan ProcessPainter menandai kemajuan besar lainnya dalam penerapan AI di bidang seni. Bagaimana hal ini akan mengubah model kreasi seni dan pendidikan patut untuk kita diskusikan secara mendalam.
Didorong oleh gelombang digitalisasi, kecerdasan buatan (AI) secara bertahap merambah ke setiap sudut kehidupan manusia, dan kini telah memicu revolusi di bidang seni. Tim peneliti dari National University of Singapore telah mengembangkan teknologi AI bernama ProcessPainter, yang mampu mempelajari dan mensimulasikan proses melukis pelukis manusia, bahkan menghasilkan lukisan dari deskripsi teks hingga lukisan setengah jadi. Terobosan teknologi ini tidak hanya memberikan perspektif baru bagi pendidikan dan penelitian seni, namun juga membawa kemungkinan tak terbatas pada penciptaan seni.
Proses melukis tradisional penuh dengan sapuan kuas dan gaya yang dipersonalisasi, dan ProcessPainter lahir untuk menangkap dan mereproduksi proses ini. Pertama-tama, ia dilatih terlebih dahulu tentang data sintetik, dan kemudian disesuaikan dengan urutan lukisan pelukis sebenarnya, mempelajari cara membuat lukisan langkah demi langkah dari abstrak ke beton, dan dari makro ke detail.
Yang lebih menakjubkan lagi adalah ProcessPainter dapat menerima masukan dari bingkai mana pun untuk mencapai kontrol proses pengecatan yang tepat. Artinya, apakah Anda memberi AI produk setengah jadi atau produk jadi, AI dapat terus menggambarnya, atau merekayasa baliknya untuk memulihkan setiap langkah pengecatan.
Para peneliti melakukan serangkaian tes pada ProcessPainter. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ProcessPainter telah menunjukkan kemampuan yang sangat baik baik dalam menghasilkan proses pengecatan dari deskripsi teks, mengubah karya seni yang sudah jadi menjadi langkah-langkah pengecatan, atau bahkan menyelesaikan lukisan setengah jadi. Proses pengecatan yang dihasilkannya tidak hanya sangat mirip dengan proses kreatif manusia pelukis, tetapi juga menunjukkan konsistensi tingkat tinggi dalam pengerjaan detail dan gaya secara keseluruhan.
ProcessPainter memiliki beragam prospek aplikasi. Di bidang pendidikan seni, dapat digunakan sebagai alat pengajaran, memungkinkan siswa mempelajari keterampilan melukis master secara intuitif dan memahami logika mendalam penciptaan seni. Di bidang kreasi artistik, hal ini memberikan seniman mitra kreatif baru, membantu mereka mencapai kreativitas yang lebih berani dan produksi karya yang lebih canggih.
Meskipun ProcessPainter masih perlu ditingkatkan kemampuannya dalam menangani resolusi yang lebih tinggi atau urutan yang lebih panjang, dan terdapat tantangan tertentu dalam memperoleh data proses pengecatan dari pelukis manusia, hal ini telah menunjukkan kepada kita kemungkinan tak terbatas dalam menggabungkan AI dan seni. Dengan perkembangan teknologi yang berkelanjutan, AI di masa depan akan dapat lebih memahami dan menyimulasikan kreativitas manusia, serta bekerja sama dengan seniman untuk menciptakan karya yang lebih menakjubkan.
Penelitian ProcessPainter tidak hanya membuka jendela bagi kita untuk memahami penerapan AI di bidang seni, namun juga memberi kita alat kreasi artistik dan pendidikan yang benar-benar baru. Perkembangan teknologi ini niscaya akan membawa perubahan besar dalam dunia seni rupa.
Alamat makalah: https://arxiv.org/pdf/2406.06062
Kemunculan ProcessPainter menandai integrasi mendalam antara kecerdasan buatan dan kreasi artistik. Meskipun masih ada beberapa tantangan teknis, namun prospek pengembangannya tidak dapat diukur di masa depan, dapat menjadi asisten yang efektif bagi seniman, mendorong pengembangan lebih lanjut kreasi seni, dan juga membawa perubahan revolusioner pada pendidikan seni.