Baru-baru ini, The Information melaporkan bahwa OpenAI mungkin menghadapi kerugian besar hingga US$5 miliar tahun ini. Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya biaya pengoperasian produk kecerdasan buatannya, seperti ChatGPT yang populer secara global. Laporan tersebut menganalisis berbagai pengeluaran OpenAI secara rinci dan menimbulkan pertanyaan tentang prospek keuntungan perusahaan, sehingga memicu kekhawatiran luas di industri ini. Artikel ini akan menyelidiki tantangan finansial yang dihadapi OpenAI serta peluang dan risiko yang dihadapi dalam pengembangannya di masa depan.
Menurut The Information, OpenAI mungkin menghadapi kerugian hingga $5 miliar tahun ini. Kerugian besar ini terutama disebabkan oleh tingginya biaya pengoperasian produk kecerdasan buatan seperti ChatGPT.
Perusahaan CEO OpenAI Sam Altman saat ini bernilai sekitar $80 miliar tetapi memperkirakan akan menghabiskan hingga $7 miliar tahun ini untuk pelatihan dan pengoperasian chatbot ChatGPT yang populer. Biaya besar ini mencakup hampir $4 miliar untuk penyewaan server Microsoft, yang diperlukan untuk memelihara ChatGPT dan model bahasanya yang besar.
Selain itu, OpenAI perlu mengeluarkan tambahan $3 miliar untuk memperbarui dan melatih model AI. Uang tersebut digunakan tidak hanya untuk pengembangan teknologi tetapi juga untuk kesepakatan dengan penerbit untuk mendapatkan lisensi untuk menggunakan konten berhak cipta mereka, seperti dengan News Corp., perusahaan induk dari New York Post.
Pengeluaran besar lainnya untuk OpenAI adalah $1,5 miliar biaya tenaga kerja tahunan, yang menutupi gaji sekitar 1,500 karyawan. Untuk mempertahankan talenta, OpenAI juga harus meningkatkan gaji secara signifikan, terutama di bawah tekanan dari Google dan pesaing AI lainnya.
Jika angka-angka ini akurat, OpenAI akan menghadapi tantangan profitabilitas yang signifikan, terutama karena pesaing AI seperti Google dan Meta terus berkembang. Para ahli menunjukkan bahwa investor perlu memperhatikan apakah OpenAI dapat menemukan cara untuk menghasilkan keuntungan di masa depan, terutama ketika perusahaan seperti Meta menyediakan teknologi serupa secara gratis, apakah OpenAI dapat meluncurkan aplikasi kompetitif.
Model GPT-4o OpenAI yang baru diluncurkan memiliki kemampuan untuk melakukan percakapan suara yang realistis dengan pengguna, meskipun fitur ini telah menimbulkan beberapa kontroversi, misalnya aktor terkenal Scarlett Johansson mengkritik OpenAI karena menggunakan teknologi yang menyerupai suaranya.
Meskipun OpenAI telah mencapai kemajuan signifikan di bidang AI, biaya operasionalnya yang besar dan meningkatnya tekanan persaingan dapat menimbulkan ancaman terhadap profitabilitasnya di masa depan.
Secara keseluruhan, meskipun OpenAI menempati posisi terdepan di bidang kecerdasan buatan, biaya operasional yang tinggi dan persaingan pasar yang ketat menimbulkan tantangan serius terhadap profitabilitasnya. Apakah OpenAI dapat menemukan model keuntungan yang efektif di masa depan akan sangat penting bagi pengembangan jangka panjangnya. Model bisnis dan profitabilitasnya akan menjadi fokus industri.