Perplexity AI, sebuah startup mesin pencari AI, baru-baru ini menyelesaikan pendanaan sebesar US$500 juta, dengan valuasinya melonjak hingga US$9 miliar, meningkat tiga kali lipat hanya dalam enam bulan, yang menunjukkan pesatnya perkembangan bidang kecerdasan buatan. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh Institutional Venture Partners, yang menarik perhatian banyak perusahaan modal ventura dan investor, dan juga mencerminkan kepercayaan yang kuat dari pasar modal terhadap pengembangan AI di masa depan. Artikel ini akan memberikan analisis mendalam tentang situasi pembiayaan Perplexity AI, dikombinasikan dengan kasus pembiayaan perusahaan AI lainnya, untuk membahas ledakan investasi saat ini dan potensi tantangan di bidang AI.
Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, startup mesin pencari AI, Perplexity AI, menyelesaikan putaran pendanaan sebesar US$500 juta pada awal bulan ini, sehingga valuasinya melonjak menjadi US$9 miliar. Artinya, valuasi perusahaan naik tiga kali lipat hanya dalam waktu enam bulan. Investasi sebelumnya dari SoftBank pada bulan Juni memberi nilai perusahaan sebesar $3 miliar.
Pembiayaan ini dipimpin oleh Institutional Venture Partners. CNBC juga melaporkan pada bulan November bahwa Perplexity hampir menyelesaikan investasi dari IVP. Juru bicara Perplexity dan Institutional Venture Partners menolak berkomentar.
Perplexity adalah salah satu dari banyak startup AI yang valuasinya membengkak tahun ini. Perusahaan modal ventura dan investor berlomba mengejar perusahaan yang berfokus pada kecerdasan buatan.
Sejak awal tahun ini, investasi besar-besaran di bidang AI sudah sering terjadi. Anthropic, perusahaan yang membangun model Claude AI, mengumumkan pada bulan November bahwa Amazon akan menginvestasikan tambahan $4 miliar di dalamnya. Pada bulan yang sama, Elon Musk memberi tahu investor bahwa perusahaan AI miliknya xAI telah mengumpulkan $5 miliar dan bernilai $50 miliar. Pada bulan Oktober, OpenAI mengumumkan telah mengumpulkan $6,6 miliar dengan penilaian bersejarah sebesar $157 miliar.
Meskipun startup AI menghadapi kontroversi data dan hak cipta, hal ini tampaknya tidak menghentikan masuknya modal. Pada bulan Oktober, News Corp, pemilik Wall Street Journal dan New York Post, mengajukan gugatan terhadap Perplexity, menuduh perusahaan tersebut melakukan pelanggaran hak cipta. OpenAI menghadapi tuntutan hukum serupa, yang diajukan tahun lalu oleh New York Times, yang mengklaim bahwa OpenAI menggunakan "jutaan" artikel untuk melatih model ChatGPT perusahaannya. Kedua startup tersebut membantah tuduhan tersebut.
Melonjaknya valuasi Perplexity AI dan seringnya investasi besar-besaran di bidang AI mencerminkan tingginya optimisme pasar modal terhadap perkembangan kecerdasan buatan di masa depan. Terlepas dari tantangan yang ada, startup AI masih menarik pendanaan dalam jumlah besar, yang menunjukkan bahwa persaingan di bidang AI akan semakin ketat di tahun-tahun mendatang.
Secara keseluruhan, pendanaan besar Perplexity AI menyoroti ledakan investasi di bidang kecerdasan buatan, tetapi juga menyiratkan bahwa industri AI akan menghadapi persaingan yang lebih ketat dan pengawasan yang lebih ketat di masa depan. Permasalahan hukum seperti hak cipta juga menjadi tantangan yang tidak bisa diabaikan dalam proses pengembangan perusahaan AI. Arah masa depan industri AI patut mendapat perhatian terus-menerus.