Laporan Gedung Putih baru-baru ini menyoroti dampak kecerdasan buatan terhadap pasar tenaga kerja AS. Data laporan menunjukkan bahwa sekitar 10% karyawan AS sangat terpapar pada pekerjaan yang terkait dengan kecerdasan buatan, dan hingga 20% karyawan memiliki pekerjaan yang terkait dengan risiko kecerdasan buatan. Laporan ini tidak memperkirakan bahwa kecerdasan buatan akan sepenuhnya menggantikan pekerjaan manusia, namun menekankan bahwa kecerdasan buatan secara signifikan mengubah cara kerja dilakukan dan akan berdampak besar pada struktur ketenagakerjaan. Laporan tersebut meminta perhatian terhadap potensi dampak kecerdasan buatan terhadap pasar kerja dan merekomendasikan pengambilan tindakan proaktif untuk menghadapi perubahan ini.
Laporan Gedung Putih menunjukkan bahwa sekitar 10% karyawan Amerika sangat terpapar pada pekerjaan dengan kecerdasan buatan, dan 20% karyawan terkait dengan risiko kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan mungkin mengubah cara kerja dilakukan, bukan menggantikannya sepenuhnya. Laporan tersebut menekankan bahwa kecerdasan buatan memiliki dampak yang signifikan terhadap angkatan kerja.
Teknologi kecerdasan buatan berkembang pesat, dan dampaknya terhadap pasar kerja memerlukan perhatian dan penelitian yang berkelanjutan. Di masa depan, adaptasi terhadap keterampilan dan model kerja baru di era kecerdasan buatan akan menjadi hal yang sangat penting. Baik pemerintah maupun perusahaan harus secara aktif merespons tantangan ini dan memberikan dukungan serta panduan untuk transformasi pasar tenaga kerja.