KLM Royal Dutch Airlines menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi pemborosan sumber daya, yang memberikan ide baru bagi pembangunan berkelanjutan industri penerbangan. Mereka memperkenalkan model AI besar yang disebut TRAYS, yang dapat memprediksi jumlah penumpang yang naik pesawat dengan lebih akurat, sehingga secara efektif mengurangi limbah makanan di dalam pesawat. Langkah ini tidak hanya mencerminkan penekanan KLM pada teknologi digital, namun juga menunjukkan manfaat signifikan yang dibawa oleh teknologi AI dalam penerapan praktis.
KLM Royal Dutch Airlines menggunakan model AI besar untuk mengurangi sampah makanan di pesawat. Secara khusus, maskapai ini memperkenalkan model AI besar yang disebut TRAYS, yang dapat memprediksi secara lebih akurat jumlah penumpang sebenarnya yang telah membeli tiket. Menurut CEO KLM He Manjie, investasi pada teknologi digital merupakan prioritas utama KLM. Penggunaan kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi operasi penerbangan secara signifikan dan menjadikannya lebih berkelanjutan. Berdasarkan hasil survei tiga bulan, 63% sisa makanan berhasil dihemat setelah menggunakan prediksi model.Melalui penerapan model AI TRAYS, KLM Royal Dutch Airlines berhasil mengurangi limbah makanan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menunjukkan potensi pengembangan berkelanjutan teknologi AI di bidang penerbangan. Hal ini memberikan pengalaman berharga bagi industri lain tentang cara menggunakan teknologi AI untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya. Di masa depan, teknologi AI akan lebih banyak digunakan dalam industri penerbangan, sehingga mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan.