Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan berkembang pesat dan penerapannya semakin merambah ke segala aspek kehidupan. Baru-baru ini, sebuah aplikasi bernama "AI Girlfriend" dengan cepat menjadi populer di platform sosial dan menarik perhatian luas. Pendamping AI yang dihasilkan oleh model besar ini dapat menyediakan layanan obrolan 24 jam dan memiliki berbagai metode interaksi seperti teks, suara, dan gambar. Namun, penerapan yang muncul ini juga membawa beberapa masalah etika dan sosial yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut.
Tren pacar AI telah muncul di platform sosial, yang dihasilkan oleh model-model besar dan mengobrol dengan mereka 24 jam sehari. Mereka pandai dalam teks, suara, dan foto-foto indah. Beberapa pacar AI menggunakan foto berskala besar untuk menarik penggemar, yang melibatkan model keuntungan pornografi. Mereka menggunakan obrolan generatif untuk membangun hubungan intim dengan pengguna, melibatkan percakapan berskala besar, dan pengalamannya mirip dengan obrolan di kehidupan nyata. Platform kecil melanggar batasan etika dan meluncurkan "permainan peran yang sepenuhnya tanpa sensor", yang menarik perhatian sosial dan tekanan peraturan. Model keuntungan yang dibawa oleh pacar AI termasuk langganan penggemar, dukungan iklan, dan bahkan kloning selebriti Internet asli, sehingga terlibat dalam industri pornografi secara terselubung.
Munculnya pacar AI, di satu sisi memenuhi kebutuhan sosial sebagian pengguna, namun di sisi lain juga memperlihatkan kurangnya pengawasan dan risiko etika. Bagaimana menyeimbangkan perkembangan teknologi dan tanggung jawab sosial, dan bagaimana menstandardisasi batasan penerapan AI, merupakan isu penting yang kita hadapi. Penting untuk memperkuat pengawasan, memperjelas norma etika, menghindari penyalahgunaan teknologi AI, dan menjaga lingkungan jaringan yang sehat.