Baru-baru ini, penerapan kecerdasan buatan di bidang arkeologi telah mencapai kemajuan yang luar biasa. Seorang pekerja magang SpaceX dengan terampil menggunakan teknologi AI untuk berhasil menguraikan gulungan kuno yang telah terbengkalai selama dua ribu tahun. Isinya melibatkan pemikiran filosofis filsuf Yunani kuno Epicurus dunia. Penelitian ini tidak hanya menunjukkan potensi besar AI dalam menafsirkan dokumen kuno, namun juga menyoroti pentingnya kerja sama interdisipliner dan memberikan arah serta metode baru untuk penelitian humaniora di masa depan.
Seorang pekerja magang SpaceX menggunakan AI untuk berhasil memecahkan Elder Scrolls yang berusia 2000 tahun, dan pencapaian tersebut dilaporkan di halaman depan Nature. Studi tersebut mengungkap misteri yang melibatkan filosofi filsuf Yunani kuno Epicurus, sehingga menimbulkan sensasi global. Tiga mahasiswa berhasil menguraikan lebih dari 2.000 karakter menggunakan teknologi AI, menunjukkan potensi AI dalam penelitian arkeologi. Musk dan pendiri DeepMind memuji hasil yang menunjukkan potensi AI dalam memecahkan masalah interdisipliner.
Pencapaian luar biasa ini menandai era baru dalam penerapan teknologi AI di bidang humaniora, dan juga menunjukkan bahwa lebih banyak misteri kuno yang akan dipecahkan oleh kecerdasan buatan di masa depan. Keberhasilan pekerja magang SpaceX dan pengakuan Musk serta pendiri DeepMind telah memberikan dukungan kuat terhadap penerapan AI dalam penelitian interdisipliner.