Fungsi pengeditan generatif yang baru diluncurkan pada seri Samsung Galaxy S24 telah memicu diskusi hangat di industri mengenai regulasi kecerdasan buatan generatif. Fungsi ini memungkinkan pengguna mengatur ulang gambar melalui teknologi AI untuk menghasilkan "foto sempurna". Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang keaslian gambar dan masalah etika. Hal ini tidak hanya terkait dengan perlindungan hak dan kepentingan konsumen saja, namun juga memberikan tantangan terhadap arah pengembangan teknologi kecerdasan buatan di masa depan.
Fitur pengeditan generatif pada seri Samsung Galaxy S24 menimbulkan kekhawatiran terhadap regulasi kecerdasan buatan generatif. Galaxy AI mendemonstrasikan serangkaian fitur perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan, termasuk fitur pengeditan generatif yang memungkinkan pengguna membuat foto sempurna dengan menata ulang gambar, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang keaslian dan etika. Samsung menekankan bahwa mereka bekerja sama dengan regulator untuk memastikan bahwa pengguna memahami perubahan yang mungkin terjadi akibat pengeditan, termasuk perubahan pada tanda air dan metadata. Kepala pengalaman pelanggan mengatakan bahwa melakukan pengeditan merupakan kemajuan teknologi, namun juga menyadari masalah peraturan yang dapat ditimbulkannya, telah menyelaraskan dengan peraturan Eropa yang relevan dan mengatakan bahwa industri memerlukan peraturan.
Respons Samsung menunjukkan bahwa perusahaan sangat mementingkan pengembangan dan pengawasan teknologi AI, namun juga menyoroti tantangan dan risiko yang ada dalam penerapan teknologi AI. Di masa depan, bagaimana menyeimbangkan hubungan antara inovasi teknologi, etika, dan norma peraturan akan menjadi isu penting yang perlu dihadapi dan diselesaikan bersama oleh seluruh industri. Kami menantikan perbaikan kebijakan peraturan yang relevan untuk mendorong perkembangan teknologi AI yang sehat.