Persaingan di bidang AI akhir-akhir ini sangat ketat, dan perusahaan-perusahaan besar telah meluncurkan produk dan strategi baru untuk meningkatkan daya saing pasar. Microsoft secara aktif membentuk tim AI-nya, yang bersaing dengan OpenAI dan berkomitmen untuk mengembangkan model bahasa yang lebih kecil dengan biaya dan persyaratan yang lebih rendah, serta berencana untuk menyerap karyawan OpenAI. Pada saat yang sama, OpenAI menyesuaikan larangannya terhadap aplikasi militer, sehingga memicu diskusi luas. Selain itu, tim peneliti Jepang juga telah membuat kemajuan terobosan dan mengembangkan model deteksi objek 3D baru yang bertujuan untuk memecahkan masalah deteksi target kecil. Secara keseluruhan, peristiwa-peristiwa ini mencerminkan perubahan dinamis dalam perkembangan teknologi dan persaingan pasar di bidang AI.
Tim AI khusus Microsoft bersaing dengan OpenAI untuk mengembangkan model bahasa yang lebih kecil dan lebih murah. Model ini akan serupa dengan ChatGPT OpenAI, namun dengan persyaratan yang lebih rendah. Microsoft siap merekrut karyawan OpenAI. Pada saat yang sama, OpenAI mencabut larangan eksplisit terhadap aplikasi militer dan peperangan, sehingga memicu diskusi yang rumit. Tim peneliti dari Universitas Ritsumeikan di Jepang mengembangkan model inovatif yang disebut DynamicPoint-PixelFeatureAlignmentNetwork untuk mengatasi kesulitan target kecil dalam deteksi objek 3D.
Secara keseluruhan, persaingan di bidang AI menjadi semakin ketat, dan perusahaan secara aktif mengeksplorasi teknologi dan model bisnis baru. Strategi Microsoft, penyesuaian kebijakan OpenAI, dan terobosan teknologi tim Jepang akan berdampak besar pada pengembangan AI di masa depan dan patut mendapat perhatian berkelanjutan. Masih banyak ketidakpastian arah pengembangan teknologi AI di masa depan dan pola persaingan pasar.