Baru-baru ini, platform video pendek TikTok dan YouTube secara aktif mengeksplorasi fungsi pembuatan musik AI. TikTok sedang menguji fungsi Lagu AI-nya, yang menggunakan model bahasa besar untuk menghasilkan lagu, namun masukan dari pengguna menunjukkan bahwa lagu yang dihasilkan memiliki masalah nada. Ini bukan kali pertama TikTok terjun ke bidang musik AI. TikTok sebelumnya telah meluncurkan lagu-lagu yang dihasilkan AI, seperti "Heart on My Sleeve" yang dinyanyikan oleh Drake dan The Weeknd. Untuk meningkatkan transparansi, TikTok juga telah memperbarui peraturan yang relevan, mewajibkan pengguna untuk memberi label yang jelas pada konten yang dihasilkan AI, dan meluncurkan fitur lain untuk membantu pengguna mengidentifikasi konten yang dihasilkan AI. Langkah ini mencerminkan pesatnya perkembangan teknologi pembuatan musik AI dan banyaknya tantangan yang dihadapi.
TikTok sedang menguji fitur AI Song, yang menghasilkan lagu melalui model bahasa besar. Setelah pengguna mencobanya, feedback menunjukkan bahwa lagu yang dihasilkan memiliki masalah seperti nada yang tidak akurat. YouTube juga sedang menguji fungsi serupa. TikTok sebelumnya telah meluncurkan lagu-lagu yang dihasilkan AI, seperti "Heart on My Sleeve" oleh AI Drake dan The Weeknd. Untuk meningkatkan transparansi, TikTok meluncurkan fitur tambahan untuk membantu mengidentifikasi konten yang dibuat oleh AI dalam aplikasi dan memperbarui aturan untuk mewajibkan pengguna menggunakan AI secara eksplisit.
Teknologi pembuatan musik AI berkembang pesat, namun juga menghadapi banyak tantangan, seperti masalah intonasi, hak cipta, dan lainnya. Eksplorasi platform seperti TikTok dan YouTube tidak hanya mendorong kemajuan teknologi, namun juga memberikan wawasan berharga tentang arah pengembangan musik AI di masa depan. Di masa depan, bagaimana menyeimbangkan inovasi teknologi dan pengalaman pengguna, serta bagaimana menyelesaikan masalah seperti hak cipta, akan menjadi fokus industri.