Baru-baru ini, berita tentang foto palsu yang dihasilkan oleh AI yang berhasil menipu sistem otentikasi nama asli seperti bank telah memicu diskusi hangat di media sosial, dengan jumlah penayangan melebihi 4 juta. Berita tersebut mengungkapkan potensi risiko teknologi kecerdasan buatan di bidang pemalsuan mendalam dan juga menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan kecerdasan buatan. Kejadian ini sekali lagi menyoroti efek pedang bermata dua yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi AI. Di satu sisi dapat memberikan kemudahan, namun di sisi lain juga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas ilegal. Artikel ini akan merinci insiden dan detail teknisnya.
Sumber mengatakan bahwa seseorang telah berhasil menipu sistem otentikasi nama asli seperti bank dengan menggunakan foto yang dihasilkan oleh SD. Tweet tersebut memicu perbincangan hangat di media sosial dan telah dilihat lebih dari 4 juta kali. Penulis asli menggabungkan dua model Lora dan melakukan eksperimen untuk mencapai konsistensi dan efek estetika. Artikel ini juga memperkenalkan proses spesifik dalam menghasilkan foto, termasuk langkah-langkah seperti menyempurnakan wajah, menambahkan teks, dan overlay gambar. Kabar ini kembali memicu diskusi dan kekhawatiran mengenai teknologi kecerdasan buatan.Kejadian ini mengingatkan kita bahwa kita perlu memperkuat pengawasan terhadap teknologi kecerdasan buatan dan secara aktif mengembangkan teknologi untuk memerangi pemalsuan mendalam guna menjamin keamanan informasi pribadi dan stabilitas sosial. Kemajuan teknologi harus selalu didasarkan pada tanggung jawab sosial. Hanya dengan cara inilah peran positif kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan dengan lebih baik.