Baru-baru ini, sebuah penelitian mengungkapkan keterbatasan ChatGPT-4 dalam diagnosis medis anak. Hasilnya menunjukkan akurasinya hanya 17%, lebih rendah dibandingkan kinerjanya pada kasus medis umum. Hal ini memicu pemikiran lebih lanjut tentang penerapan kecerdasan buatan di bidang medis dan juga menyoroti pentingnya pengalaman profesional manusia. Para peneliti juga menunjukkan bahwa dengan meningkatkan data pelatihan model dan menyediakan literatur medis yang lebih akurat, diharapkan dapat meningkatkan akurasi ChatGPT dalam diagnosis pediatrik.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa akurasi ChatGPT-4 dalam kasus medis anak hanya 17%, dan kinerjanya lebih buruk dibandingkan kasus medis umum tahun lalu. Peneliti mengusulkan melalui pelatihan dan pemberian literatur medis yang akurat, diharapkan dapat meningkatkan akurasi diagnostik pediatrik ChatGPT. Studi ini menyoroti betapa tak tergantikannya pengalaman klinis dokter anak di bidang kedokteran. Dari 100 kasus, model hanya mendiagnosis 17 kasus dengan benar, dengan sebagian besar kesalahan terkonsentrasi pada sistem organ yang sama. Melalui pelatihan dengan data medis tertentu, diharapkan dapat meningkatkan akurasi diagnostik chatbot model bahasa skala besar untuk penyakit anak.Hasil penelitian ini mengingatkan kita bahwa meskipun teknologi kecerdasan buatan berkembang pesat, di bidang-bidang seperti perawatan medis yang memerlukan profesionalisme tingkat tinggi dan penilaian berdasarkan pengalaman, teknologi tersebut tetap perlu diterapkan dengan hati-hati dan memberikan peran penuh pada kecerdasan buatan. profesional manusia. Di masa depan, bagaimana menggabungkan teknologi kecerdasan buatan dan keahlian manusia dengan lebih baik akan menjadi arah penting untuk melanjutkan eksplorasi di bidang medis.