Menjelang Academy Awards ke-96, penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam produksi film menjadi topik hangat. Tahun ini, setidaknya dua film terkenal telah menggunakan teknologi kloning voiceprint AI, sehingga memicu diskusi luas mengenai arah masa depan teknologi AI dalam industri film dan berpotensi mempengaruhi persaingan untuk mendapatkan penghargaan Oscar. Beberapa pembuat film secara aktif mengeksplorasi penerapan AI, sementara yang lain secara terbuka menentangnya, dan terdapat perpecahan yang jelas di Hollywood.
Menjelang musim penghargaan, penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pembuatan film memicu diskusi hangat. Setidaknya dua film populer tahun ini terungkap telah menggunakan teknologi kloning voiceprint untuk meningkatkan kinerja aktor, sehingga menimbulkan banyak spekulasi tentang masa depan AI dalam industri film.
Dalam wawancara dengan "Red Shark News", editor film "Brutalist" David Jancho mengungkapkan bahwa untuk membuat dialog Hongaria dalam film tersebut lebih natural, ia menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh perusahaan Ukraina. Alat AI yang dikembangkan oleh Respeecher memasukkan suara protagonis Adrien Brody dan Felicity Jones, serta suaranya sendiri. Jancho mengatakan teknologi tersebut digunakan untuk menciptakan efek percakapan yang "bahkan penduduk setempat pun tidak dapat mengetahuinya". Ia menegaskan, penggunaan AI bukan untuk menggantikan penampilan para aktor, melainkan untuk mengoptimalkan detail suara tertentu sekaligus mempertahankan performanya.
Pada saat yang sama, teknologi AI juga digunakan dalam film lain "Emilia Perez" untuk meningkatkan performa menyanyi aktris Carla Sofia Gascón. Cyril Holtz, pencampur rekaman ulang film tersebut, mengatakan bahwa dengan menggunakan Respeecher, tim produksi dapat memadukan suara nyanyian Gascon dengan penyanyi pop Prancis Camille untuk memperluas jangkauan.
Sebaliknya, film horor "Heresy" yang dibintangi Hugh Grant dengan jelas menyatakan pendiriannya terhadap AI, dengan menyatakan di akhir kredit: "Tidak ada AI generatif yang digunakan dalam produksi film ini." Perbandingan seperti itu mencerminkan ketidaksepakatan dan kontroversi Hollywood mengenai teknologi AI .
Dalam beberapa tahun terakhir, para aktor dan penulis skenario melakukan aksi mogok yang sebagian besar disebabkan oleh potensi ancaman AI terhadap industri film dan televisi. Dengan latar belakang ini, banyak pembuat film yang mulai menjajaki penerapan AI, termasuk sutradara terkenal Paul Schrader, yang berbagi pengalamannya menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan ide di media sosial, percaya bahwa AI dapat dengan cepat memberikan ide-ide baru.
Menjelang musim penghargaan, penggunaan teknologi AI dapat berdampak pada perlombaan Oscar. Saat ini, Brody dianggap sebagai pesaing kuat aktor terbaik, sementara Gascón diperkirakan menjadi aktor transgender pertama yang dinominasikan sebagai aktris terbaik. Nominasi akhir akan diumumkan pada tanggal 23 Januari, dan industri film akan terus mendapat perhatian luas mengenai arah AI di masa depan.
Highlight:
Dua film populer pada musim penghargaan Hollywood tahun ini telah menimbulkan kontroversi karena penggunaan teknologi kloning cetak suara AI.
Baik "Brutalist" dan "Emilia Perez" menggunakan AI untuk meningkatkan performa aktor dan efek bernyanyi.
Menjelang musim penghargaan, penggunaan teknologi AI dapat berdampak signifikan pada nominasi Academy Award.
Penerapan teknologi AI dalam produksi film telah menjadi topik hangat, dan kemudahan yang dibawanya juga menimbulkan kontroversi. Di masa depan, peran dan pengaruh AI dalam industri film patut terus mendapat perhatian dan diskusi mendalam. Hasil nominasi Oscar juga akan menjadi indikator penting dampak penerapan teknologi AI.