Dengan kemajuan teknologi yang cepat, Kecerdasan Buatan Generatif (Gen AI) membentuk kembali pola perilaku belanja konsumen. Laporan tren konsumen terbaru yang dirilis oleh Kapjeni Research Institute mengungkapkan bahwa hingga 71% konsumen berharap untuk memasukkan teknologi canggih ini ke dalam proses belanja. Tren ini didorong terutama oleh Gen Z dan Millennial yang memiliki permintaan kuat untuk pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi dan merampas interaksi digital.
Data penelitian menunjukkan bahwa 46% konsumen penuh dengan harapan untuk prospek aplikasi kecerdasan buatan generatif di bidang e-commerce, dan 75% dari mereka bersedia menerima rekomendasi AI, peningkatan yang signifikan dari 63% pada tahun 2023. Perlu dicatat bahwa lebih dari setengah konsumen (58%) telah mulai menggunakan alat kecerdasan buatan generatif sebagai alat pencarian produk yang disukai, menggantikan mesin pencari tradisional. Selain itu, 68% konsumen mengharapkan AI untuk mengintegrasikan informasi multi-saluran dan memberikan solusi belanja satu atap.
Meskipun sekitar 70% barang konsumen dan perusahaan ritel menganggap kecerdasan buatan generatif sebagai teknologi revolusioner, efek aplikasi praktisnya belum memenuhi harapan. Laporan tersebut menunjukkan bahwa kepuasan konsumen dengan kecerdasan buatan generatif telah turun dari 41% pada 2023 menjadi 37% pada tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa pengecer perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan konsumen untuk memasukkan teknologi ini ke dalam pengalaman belanja yang sebenarnya secara lebih efektif.
Dalam hal logistik dan distribusi, permintaan konsumen untuk pengiriman yang cepat terus meningkat. Data menunjukkan bahwa proporsi konsumen yang bersedia membayar tambahan untuk pengiriman cepat telah melonjak dari 41% pada 2023 menjadi 70% pada tahun 2024. Konsumen sekarang bersedia membayar biaya yang setara dengan 9% dari nilai pesanan untuk pengiriman dalam waktu dua jam. Di negara -negara seperti India, Jerman, Prancis, dll., 65% konsumen menganggap pengiriman cepat sebagai faktor kunci dalam keputusan belanja.
Di bidang keberlanjutan, sementara 64% konsumen mengatakan mereka lebih suka memilih merek yang ramah lingkungan, kesediaan mereka untuk membayar premi untuk ini menurun. Pada saat yang sama, persyaratan konsumen untuk transparansi informasi produk terus meningkat, dan bahan -bahan nutrisi telah menjadi bidang fokus utama.
Dalam pemasaran digital, influencer AI dan platform media sosial memainkan peran yang semakin penting dalam penemuan produk. 25% konsumen mengatakan mereka mempercayai rekomendasi influencer AI, sementara lebih dari 50% menemukan produk baru melalui platform media sosial seperti Instagram dan Tiktok.
Dalam hal kinerja iklan, 67% konsumen akan melihat iklan di situs web atau aplikasi ritel saat mencari produk. Meskipun iklan online memiliki dampak positif pada keputusan pembelian, iklan toko fisik memiliki kepuasan rendah, dengan 59% konsumen mengatakan bahwa konten iklan ini terlalu umum untuk memenuhi kebutuhan yang dipersonalisasi.
Wawasan Kunci:
71% konsumen mengharapkan kecerdasan buatan generatif diintegrasikan ke dalam pengalaman berbelanja, dan permintaan generasi muda untuk personalisasi adalah kekuatan pendorong utama.
Permintaan konsumen untuk pengiriman cepat terus meningkat, dengan 70% bersedia membayar ekstra untuk layanan pengiriman yang lebih cepat.
Meskipun konsumen khawatir tentang merek berkelanjutan, persentase kesediaan untuk membayar biaya tambahan untuk produk berkelanjutan menurun.