Baru-baru ini, perselisihan hak cipta antara IQIYI, platform streaming video domestik yang terkenal, dan AI Startup Minimax, telah menarik perhatian luas. Menurut laporan pada 6 Januari, IQIYI telah secara resmi mengajukan gugatan ke Pengadilan Rakyat Distrik Xuhui, Shanghai, menuduh minimax dugaan pelanggaran hak cipta selama pelatihan model AI dan pembangkitan konten. Kasus ini tidak hanya melibatkan batasan inovasi teknologi, tetapi juga memicu diskusi mendalam tentang hubungan antara perlindungan hak cipta dan pengembangan AI.
Menurut laporan yang relevan, Minimax dituduh menggunakan bahan yang Iqiyi menikmati hak cipta untuk pelatihan model AI tanpa otorisasi, dan menghasilkan dugaan konten pelanggaran berdasarkan materi ini. Iqiyi mengatakan bahwa perilaku ini secara serius melanggar hak dan kepentingannya yang sah, dan meminta Minimax untuk segera menghentikan pelanggaran dan mengklaim sekitar 100.000 yuan sebagai kompensasi. Inti dari kasus ini adalah apakah penggunaan bahan yang dilindungi hak cipta dalam teknologi AI selama pelatihan merupakan pelanggaran dan bagaimana mendefinisikan kepemilikan hak cipta konten yang dihasilkan AI.
Dalam menghadapi tuduhan tersebut, Minimax dapat menantang klaim bahwa materi yang digunakan adalah sumber daya publik atau dimasukkan oleh pengguna dan berupaya membebaskannya dari tanggung jawab hukum sesuai dengan prinsip netralitas teknis. Prinsip netralitas teknologi biasanya berarti bahwa teknologi itu sendiri tidak boleh bertanggung jawab atas konsekuensi penerapannya, tetapi dalam operasi aktual, penerapan prinsip ini sering diuji oleh hukum dan etika. Keberhasilan pembelaan Minimax akan tergantung pada penentuan spesifik pengadilan terhadap bahan penggunaannya dan penerapan prinsip netralitas teknis dalam kasus ini.
Pada waktu pers, IQIYI dan Minimax belum membuat tanggapan publik terhadap insiden ini, dan perselisihan hukum antara kedua pihak masih berkembang lebih jauh. Hasil dari kasus ini tidak hanya akan mempengaruhi arah masa depan kedua perusahaan, tetapi juga dapat memberikan referensi preseden yang penting untuk masalah hak cipta di bidang teknologi AI. Dengan perkembangan teknologi AI yang cepat, bagaimana mempromosikan inovasi teknologi sambil melindungi hak cipta akan menjadi tantangan umum yang dihadapi oleh industri dan komunitas hukum.
Perselisihan ini sekali lagi menyoroti kompleksitas teknologi AI di bidang pembuatan konten. Pelatihan model AI bergantung pada data dalam jumlah besar, yang sering berisi konten yang dilindungi hak cipta. Cara menemukan keseimbangan antara penggunaan data dan perlindungan hak cipta adalah masalah yang perlu dipecahkan oleh perusahaan AI dan pembuat konten. Di masa depan, dengan peningkatan undang -undang dan peraturan yang relevan dan pengembangan teknologi, hubungan antara AI dan hak cipta akan lebih jelas, tetapi sebelum ini, perselisihan hukum yang serupa masih sering terjadi.